RADARLAMPUNG.CO.ID - Kementrian Sosial melalui Tim Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Sentra Wyata Guna Bandung, akan menjemput Sujoko (48), Warga Desa Simpang Mesuji, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji sudah 3 bulan ini menderita Kanker Tonsil, Rabu 28 Februari 2024.
Kemensos akan memberikan pengobatan terhadap Sujoko yang menderita kanker yang tumbuh dan berkembang di jaringan amandel tersebut.
"Mereka hari ini (28/2) bertolak dari Bandung ke Mesuji. Mereka akan memberikan pendampingan pengobatan terhadap Sujoko yang kondisinya saat ini kurus kering karena digerogoti penyakit tersebut," jelas Kepala Bidang Rehabilitasi, Dinas Sosial Mesuji Marhakim.
BACA JUGA:Dahlan Iskan Harap Disway Group Bisa Jadi 'Agama Baru'
Diberitakan sebelumnya, Sujoko mulai sakit di bulan 10 tahun 2023 lalu. Awalnya sakit leher dan dianggap salah posisi tidur saja.
Kemudian, hanya berselang satu bulan, benjolan terus tumbuh dan membesar hingga menyulitkan Sujoko untuk makan dan minum.
"Kami obat di Mantri terdekat, sempat sembuh, namun tumbuh lagi lebih besar. Kemudian di RS Muhamadiyah, Metro Lampung, Sujoko dioperasi. Dalam operasi tersebut, ada tumor seukuran bola kasti berhasil diangkat. Dan di awal bulan Februari ini, benjolan kembali lagi dengan ukuran lebih besar," jelas Ani istri Sujoko.
BACA JUGA:Hadiri Forum Pimred, Menpora Dito Minta Disway Group Bantu Dukung Program Olahraga dan Kepemudaan
Saat ini, ayah 7 anak tersebut hanya bisa terkulai lemas di rumah gubuknya.
"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah. Kami cukup kesulitan melakukan pengobatan di RS Ahmad Yani. Dan beberapa kali ditolak disana entah karena daftar online nya penuh terus," tuturnya.
Untuk kebutuhan makan, Sujoko hanya bisa makan bubur saja.
BACA JUGA:Kreator Wajib Tahu! Ini Penyebab Jam Tayang di Konten Facebook Pro Berkurang
"Untuk minum, kadang keluar dari hidungnya. Sangat sedih melihat kondisi suami saya," lanjutnya.
Saat ini, tidak banyak yang bisa dilakukan Sujoko yang berprofesi sebagai petani. Dirinya yang lagi tidak bekerja karena sakit tidak memiliki penghasilan yang tetap.
"Jadi selama beliau sakit, sayalah yang bekerja kesana kemari mencoba untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan suami. Saat ini, kami banyak mengandalkan bantuan dari keluarga untuk bertahan hidup," tukasnya. (*)