RADARLAMPUNG.CO.ID - Fitria Khasanah, siswi SD Sukabumi Bandar Lampung yang menjadi developer game online dan offline menanggapi serius terkait langkah memblokir game berbau kekerasan.
Di mana, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) agar memblokir game online yang berbau kekerasan.
Menurut Fitria, hal yang paling penting adalah kontrol orang tua terhadap anak-anaknya.
Di mana, faktor kekerasan dan kata-kata kasar yang diucapkan anak tidak semua berasal dari game online.
BACA JUGA: Fitria Khasanah, Siswi SD di Lampung Siap Rillis Game Baru, Petualangan Mencari Tuhan
"Terkadang pergaulan lingkungan sekitar juga berpengaruh," kata Fitria.
Siswi yang berhasil membuat beberapa game edukatif ini menuturkan, orang tua juga harus berani membatasi putra putrinya dalam penggunaan gadget.
Sebab saat ini banyak dijumpai anak kecil yang sudah diberikan gadget oleh orang tua mereka dengan alasan agar tidak rewel.
Padahal langkah tersebut bisa berbahaya karena memberikan akses tanpa batas.
BACA JUGA: Keren! Siswi SD Promosi Daerah lewat Game Jelajah Lampung Berjaya
Kadang bukan hanya game. Namun tontonan yang berbau kekerasan dan video dewasa juga dapat diakses oleh anak-anak.
Karena itu, harus di cek rating usia dan batasan umur untuk main game game online tersebut.
Jangan sampai anak-anak main bermain game untuk 18 tahun yang berbahaya.
Fitria juga menegaskan, pendidikan karakter dasar dari orang tua menjadi faktor yang sangat penting.
BACA JUGA: Mumpung Gratis! Ayo Buruan, DPC PDIP Lamtim Buka Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah