Konsumsi pemerintah dimana peningkatan pagu belanja APBD dan APBN di Provinsi Lampung. Investasi dimana berkurangnya jumlah proyek bernilai besar(PSN) dan kecenderungan investor untuk wait and see pada periode pemilu.
LNPRT dimana peningkatan aktivitas politik pada periode pemilu. Net Ekspor dimana, penurunan harga komoditas ekspor (kopi, CPO dan Batubara) dan impor utama (pupuk dan gula), perlambatan permintaan batu bara dunia.
Dari sisi penawaran didukung mulai dari Pertanian dimana kondisi cuaca lebih kondusif sejalan dengan penurunan intensitas el nino, harga pupuk dunia melandai.
Industri Pengolahan dimana permintaan domestik tetap kuat, berlanjutnya implementasi kebijakan B35. Perdagangan dimana peningkatan jumlah hari libur nasional dan cuti bersama, serta maraknya penyelenggaraan event.
BACA JUGA:DPO Pencuri 90 TBS PT BNIL Tertangkap, Kini Terancam 7 Tahun Penjara
Pertambangan dimana peningkatan lifting minyak bumi pasca revitalisasi main oil line milik PHE OSES. Serta Konstruksi dimana perlambatan kinerja investasi bangunan dan penurunan jumlah proyek investasi bernilai besar.
Perkiraan pertumbuhan ekonomi Lampung ini diharapkan diiringi dengan penurunan inflasi di Lampung.
Bank Indonesia Provinsi Lampung menargetkan inflasi di Provinsi Lampung menurun hingga 2,5 ± 1 persen.(*)