Cegah Radikalisme dan Terorisme, FKPT Lampung Gelar Smart Bangsaku Bersatu Indonesiaku di SMPN 2 Metro

Senin 20-05-2024,17:29 WIB
Reporter : Alam Islam
Editor : Alam Islam

Kemudian taat pada kesepakatan-kesepakatan, makan yang bergizi, berolahraga rutin dan tidur cukup. 

”Termasuk berkata-kata dengan santun, berterima kasih, meminta maaf, memuji serta memiliki literasi digital yang baik,” urainya. 

Sementara Leebarty Taskarina memaparkan pemahaman radikal terorisme pada remaja yang dipengaruhi sejumlah faktor. 

Mulai dari perkembangan emosi dan sosial yang ingin mencoba hal baru hingga perkembangan kognitif dengan kecenderungan merasa pemikiranya yang benar. 

BACA JUGA: Ini Kabar Terbaru Tentang Pj Gubernur Lampung Jelang AMJ Arinal Djunaidi

Terorisme menjadi daya tarik remaja ketika ada interpretasi agama yang sempit.

”Misalnya menganggap bergabung dengan ISIS sebagai  bentuk jihad karena penafsiran yang sempit,” tuturnya. 

Kemudian adanya motif ekonomi. Di mana, kelompok teror bisa memengaruhi orang untuk masuk ke jaringan karena adanya jaminan kehidupan yang lebih layak.

Selanjutnya keinginan untuk status social. Saat itu, remaja mempunyai kebutuhan untuk dimiliki.

BACA JUGA: Perbandingan Fitur Xiaomi Pad 6s Pro dan Huawei MatePad 11.5S Terbaru 2024, Mana yang Lebih Oke?

Kebutuhan ini dijadikan bahan perekrutan kelompok teror untuk menjanjikan ketenaran, kemulian dan rasa hormat serta penerimaan identitas berbasis kelompok. 

Faktor berikutnya adalah kekecewaan kepada pemerintah. Kelompok teror menjanjikan bahwa kehidupan yang sejahtera hanya jika hukum Islam berhasil ditegakkan.

Leebarty Taskarina juga mengingatkan, media sosial menjadi ruang paling tepat yang dianggap anak-anak sebagai tempat ternyaman untuk curhat.

Ini terjadi ketika mereka tidak mendapatkan perhatian cukup dari orang tua.

BACA JUGA: Pilihan Burger Enak di Bandar Lampung Mulai Rp 11 ribuan, Nomor 3 Cocok untuk Penikmat Tempe

”Karena itu, orang tua perlu lebih ketat terhadap pemakaian gadget,” tandasnya. 

Kategori :