Selain itu, hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan tepat dan akurat mampu memprediksi terjadinya gempa (kapan, dimana, dan berapa kekuatannya).
BACA JUGA:Pemkab Pesawaran Lampung Buka 27 Formasi CPNS 2024, Ini Rinciannya
BACA JUGA:Siapkan 462 Formasi, Pemkab Pesisir Barat Akan Buka Seleksi CPNS 2024
"Sehingga kita semua juga tidak tahu kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensinya," kata dia.
"Sekali lagi, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat," tegasnya.
Untuk itu, kepada masyarakat diimbau tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai.
"Karena BMKG selalu siap memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat," tandasnya.
BACA JUGA:Viral Video Pesta Perceraian di Pringsewu, Polda Lampung Periksa Pengunggah
BACA JUGA:Meriah! Jalan Sehat Color Run Season 7 Bertabur Hadiah
Untuk diketahui, sejarah mencatat, gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (usia seismic gap 78 tahun), sedangkan gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757 (usia seismic gap 267 tahun).
Serta gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797 (usia seismic gap 227 tahun).
"Artinya kedua seismic gap kita periodisitasnya jauh lebih lama jika dibandingkan dengan seismic gap Nankai, sehingga mestinya kita jauh lebih serius dalam menyiapkan upaya-upaya mitigasinya," pungkasnya.