
Dari 3.863 siswa yang mendapatkan nilai 81-80 ada 3 siswa atau 0,08 persen; nilai 71-80 ada 25 siswa atau 0,65 persen; nilai 61-70 ada 73 siswa atau 1,89 persen; nilai 51-60 ada 299 siswa atau 7,74 siswa; nilai 41-50 ada 869 siswa atau 22,50 pesen.
Kemudian, nilai 41-50 ada 869 siswa atau 22,50 persen; nilai 31-40 ada 1.450 siswa atau 37,54 persen; nilai 21-30 ada 1.017 siswa atau 26,33 persen; nilai 11-20 ada 112 siswa atau 2,90 persen; nilai 1-10 ada 3 siswa atau 0,08 persen; dan nilai nol ada 12 siswa atau 0,31 persen.
Lanjut Thomas, hanya siswa dengan peringkat tertinggi berdasarkan hasil tes akademik yang akan diterima.
Nilai rapor tetap menjadi pertimbangan, namun kini tidak lagi bisa dijadikan acuan tunggal karena tidak mencerminkan kemampuan akademik secara objektif.
Meski begitu, 3.863 siswa tersebut tetap diterima melalui jalur prestasi SMA unggul setelah dilakukan pemeringkatan.
Sebab, penilaian kelulusan bukan hanya dilihat dari nilai TKA. Tetap digabungkan dengan perangkingan rapor dan akademik.
"Ya memenuhi kuota karena kita berdasarkan rengking yang paling tinggi itulah yang masuk di jalur prestasi. Ini kan gabungan dari 35 SMA unggul," terangnya.(*)