MPLS Ramah Anak: Komitmen Guru dan PGRI Menyemai Masa Depan

Sabtu 12-07-2025,20:21 WIB
Reporter : Widisandika Budiman
Editor : Widisandika Budiman
MPLS Ramah Anak: Komitmen Guru dan PGRI Menyemai Masa Depan

Oleh Machiavelli Herman Tarmizi, S. STP., M. Si*

 

RADARLAMPUNG.CO.ID-Setiap awal tahun ajaran baru adalah momen penuh harap, terutama bagi para siswa yang baru melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya.

Namun sering kali, harapan itu diselimuti kegelisahan akibat pengalaman negatif dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang masih dianggap menakutkan oleh sebagian siswa.

Stigma MPLS sebagai ajang perpeloncoan, unjuk senioritas, hingga praktik perundungan, walau sudah dilarang, masih sesekali muncul di pemberitaan dan pengalaman siswa.

BACA JUGA:ICMI Way Kanan: Mitra Strategis Pembangunan Daerah

Di sinilah urgensinya kita mendorong transformasi besar dalam pelaksanaan MPLS. MPLS seharusnya menjadi ruang perjumpaan pertama yang ramah, mendidik, dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa.

Ia bukan hanya tentang pengenalan fasilitas sekolah, tata tertib, atau kegiatan ekstrakurikuler, tetapi juga tentang membangun ekosistem sekolah yang menyenangkan dan mendukung tumbuh kembang peserta didik secara utuh: kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.

MPLS Ramah: Jalan Menuju Sekolah Humanis

MPLS ramah adalah pendekatan baru yang menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam proses pendidikan, bukan objek yang harus tunduk tanpa nalar.

BACA JUGA:Prospek Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia

Sekolah menjadi tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan sejak hari pertama.

Siswa baru harus merasa diterima, dihargai, dan tidak takut untuk menjadi diri sendiri. Maka dalam MPLS yang ideal, guru berperan sebagai fasilitator penyambutan, dan siswa senior menjadi teman, bukan penghakim.

Contoh-contoh MPLS ramah bisa kita temukan dalam berbagai bentuk: kegiatan “tur sekolah” dengan permainan edukatif, sesi berbagi cerita oleh alumni sukses, penanaman pohon bersama sebagai simbol harapan baru, hingga sesi penyuluhan kesehatan mental sejak dini.

Semua itu merupakan bagian dari kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang sangat berdampak pada pembentukan karakter siswa.

Kategori :