RADARLAMPUNG.CO.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pasca munculnya sejumlah kasus keracunan siswa, Selasa, 30 September 2025 di Ruang Sakai Sambayan.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menegaskan bahwa akar persoalan terletak pada penurunan kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP), bukan pada sistem atau konsep program.
Menurut Mirza, evaluasi dilakukan bersama Koordinator SPPG se-Lampung Gede yang membawahi hampir 600 dapur penyedia pangan MBG, serta Satgas MBG Provinsi Lampung Saipul.
“Kami mendengar laporan, melihat, mengevaluasi, dan merencanakan agar hal-hal tersebut tidak terjadi di kemudian hari. Prinsipnya, SOP MBG sudah sangat baik dan terbukti berjalan tanpa insiden selama delapan bulan,” jelas Mirza usai memimpin rapat koordinasi.
BACA JUGA:Promo Indomaret Sore Hemat, Diskon Cemilan Makanan Minuman Hingga 35 Persen
Ia mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga 28 Agustus 2025 tercatat 28 juta porsi makanan MBG disalurkan setiap bulan tanpa satu pun kasus keracunan.
Namun setelah Agustus, muncul rentetan insiden di tujuh lokasi dengan total sekitar 500 siswa terdampak.
“Selama tujuh bulan SOP dijalankan dengan baik, zero accident. Begitu ada penurunan sedikit saja dalam pelaksanaannya, terjadi kejadian luar biasa ini,” ujar Mirza.
Ia menegaskan bahwa persoalan bukan pada sistem, melainkan pada kedisiplinan pelaksana di lapangan.
BACA JUGA:Membangun Budaya Literasi ASN lewat Buku Sudut Pandang ASN di Way Kanan
“Kita fokus bagaimana SPPG di Lampung memperketat kembali SOP seperti Januari sampai Agustus kemarin. Semua instrumen harus mengembalikan standar itu,” tegasnya.
Untuk dapur atau SPPG yang terlibat dalam kasus keracunan, Mirza mengatakan bahwa penghentian operasional menjadi kewenangan Badan Gizi Nasional (BGN).
Namun Pemprov meminta agar pemulihan segera dilakukan setelah SOP diperketat.
“Ini kepentingan masyarakat Lampung. Kami ingin pelayanan kembali seperti tujuh bulan kemarin, aman dan terkendali,” ucapnya.
BACA JUGA:Foto Sinematik Konsep Wong Kar Wai dengan Prompt Gemini AI
Dari total siswa terdampak, sebagian besar hanya mendapat perawatan singkat di puskesmas.
Beberapa lainnya sempat dirawat maksimal dua hari sebelum dipulangkan.
Mirza menyatakan akan mengerahkan seluruh perangkat daerah untuk mengawasi dapur MBG secara lebih ketat.
“Hari ini saya instruksikan seluruh kepala daerah, dinkes, kader posyandu, puskesmas, lembaga vertikal, dan semua instrumen negara untuk mengawasi seluruh dapur di Lampung. Fokusnya mengembalikan dan memperkuat SOP seperti tujuh bulan kemarin,” tegasnya.
BACA JUGA:11 Prompt Gemini AI Untuk Buat Foto Estetik Pakai Konsep Album Taylor Swift
Mirza juga menyinggung pentingnya penggunaan bahan pangan lokal dalam menu MBG.
Ia mengakui bahwa lonjakan kebutuhan pangan mencapai angka tinggi seiring distribusi 28 juta porsi per bulan.
“Ini jadi pelajaran, hal-hal seperti junk food tidak boleh ada lagi. Kebutuhan pangan meningkat mendadak: 28 juta ekor ayam, 28 juta telur, dan lainnya tiap bulan. Masyarakat Lampung belum sempat mempersiapkan itu,” paparnya.
Sebagai langkah konkret, Satgas MBG telah melibatkan Dinas Pertanian, Disperindag, dan koperasi pangan lokal untuk memperkuat suplai melalui Koperasi Merah Putih dan jaringan lainnya.
BACA JUGA:Amplop Siang Link DANA Kaget! Isi Gratis Dompet Saldo Digital Hari Ini
“Tujuannya mempercepat kesiapan pangan lokal agar mendukung MBG tanpa mengorbankan mutu,” tutup Mirza.
Dengan evaluasi ini, Pemprov Lampung menargetkan pelaksanaan MBG kembali ke standar zero accident seperti awal tahun melalui pengawasan ketat dan pemulihan disiplin SOP di seluruh lini.
Sementara itu, Koordinator SPPG se-Lampung Gede enggan berkomentar saat dimintai keterangan oleh awak media.
“Sudah lengkap oleh Pak Gubernur,” singkatnya.