Meski begitu, Tecno menilai pengorbanan tersebut sepadan dengan keuntungan desain yang diperoleh. Berbeda dengan Freeform Continuum Telephoto, teknologi Dual-Mirror Reflect disebut lebih dekat ke tahap komersialisasi dan berpotensi hadir pada perangkat Tecno dalam waktu lebih singkat.
Tidak hanya berfokus pada hardware, Tecno juga memperkenalkan sistem pemrosesan gambar berbasis kecerdasan buatan bernama Tecno Image Matrix (TIM).
Sistem ini dirancang untuk memahami konteks pemotretan secara menyeluruh, mulai dari subjek, pencahayaan, hingga suasana emosional yang ingin ditampilkan.
TIM berfungsi mengoptimalkan hasil akhir foto agar tidak hanya tajam secara teknis, tetapi juga terasa lebih hidup dan natural. Pendekatan ini menandai evolusi fotografi komputasional ke arah AI yang lebih adaptif dan artistik.
BACA JUGA:Samsung Resmi Luncurkan Galaxy Z TriFold, Smartphone Lipat Tiga Pertama dengan Layar 10 Inci
Melalui kombinasi inovasi optik dan pemrosesan berbasis AI, Tecno menunjukkan arah pengembangan kamera smartphone yang lebih matang.
Fokusnya tidak lagi sekadar pada spesifikasi besar, melainkan pada efisiensi desain dan konsistensi hasil foto.
Jika teknologi ini berhasil diterapkan secara luas, Tecno berpeluang menghadirkan smartphone dengan kamera zoom mumpuni, desain lebih ramping, dan pengalaman fotografi yang lebih stabil.
Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa persaingan kamera smartphone kini bukan hanya soal jumlah lensa, tetapi juga kecerdasan desain dan teknologi yang digunakan.