disway awards

Proyek Living Plaza Disorot DPRD Bandar Lampung, Ijin Lengkap Bukan Berarti Aman

Proyek Living Plaza Disorot DPRD Bandar Lampung, Ijin Lengkap Bukan Berarti Aman

Proyek Living Plaza Lampung di kawasan Rajabasa. Foto/Juli Abdul Gofur--

Thoha menambahkan, masyarakat yang berhak mengetahui isi AMDAL tidak hanya warga sekitar lokasi proyek, tetapi juga lembaga-lembaga yang bergerak di bidang lingkungan seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

 “Masyarakat itu luas, bukan hanya warga setempat, tapi juga lembaga seperti Walhi. Mereka berhak melihat dan mengkritisi AMDAL tersebut, dan Pemerintah jangan tinggal diam kalau ada keluhan masyarakat” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Tiga tahun berselang embangunan proyek Living Plaza Lampung (LPL) di kawasan Nunyai, Rajabasa, kembali berlanjut setelah sempat terlihat vakum beberapa waktu lalu. 

BACA JUGA:Bahas Raperda Prakarsa Pemprov Lampung, Gubenur Mirza Sampaikan Jawaban Ini Di Depan Fraksi DPRD

Sejumlah alat berat kini sudah mulai beroperasi di area proyek, menandakan dimulainya tahap pengerjaan lanjutan. Namun di tengah aktivitas pembangunan tersebut, sejumlah warga sekitar mengeluhkan minimnya pelibatan masyarakat dalam prosesnya.

Ketua RT 02 Nunyai, Ijal, mengungkapkan bahwa aktivitas pembangunan sudah berlangsung sejak lebih dari seminggu terakhir. 

Ia mengatakan, meskipun proyek tersebut dikabarkan telah mengantongi izin, warga yang kerap terdampak banjir di kawasan tersebut tidak dilibatkan dalam pembahasan awal.

 “Pembangunan sudah dimulai sejak seminggu yang lalu, tapi kami tidak dilibatkan sama sekali. Katanya memang sudah berizin, tapi kan yang sering terdampak banjir di wilayah ini ya kami,” ujar Ijal.

BACA JUGA:DPRD Tuba Sidak Proyek Jalan Rp8,4 Miliar, Pengawasan PUPR Dipertanyakan

Ijal menilai, pihak pengembang seharusnya memberikan sosialisasi lebih dulu kepada warga sekitar agar mereka memahami potensi dampak yang mungkin timbul di kemudian hari, terutama soal risiko banjir yang masih menjadi kekhawatiran utama warga.

“Saya cuma menyayangkan aja, karena yang terdampak kan lingkungan kami. Harusnya kan diajak bicara dulu, apalagi kalau ada perubahan drainase atau pembangunan besar di sekitar sini,” tambahnya.

Sementara itu, Sumi, warga lainnya, mengatakan bahwa beberapa waktu lalu sempat ada pertemuan antara tokoh masyarakat dan pihak terkait untuk membahas kelanjutan proyek tersebut. Namun, ia mengaku tidak mengetahui hasil dari rembug tersebut.

“Kurang paham ya hasilnya apa, karena saya nggak ikut. Tapi katanya tokoh masyarakat dan adat sempat kumpul. Mungkin setuju, karena buktinya sekarang pembangunan tetap jalan,” kata Sumi.

BACA JUGA:Tuntut Penjelasan Soal Kelalaian APD, Hari Ini DPRD Tubaba Panggil PT Mentari Buntut Ledakan Pabrik Singkong

Dia juga mengaku khawatir dengan potensi banjir yang bisa semakin parah jika pembangunan tidak disertai sistem penampungan air yang baik.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: