Perjalanan Lee ‘Faker’ Sang Hyeok: Dari Warnet di Seoul ke Legenda Dunia E-Sports Berpendapatan Rp 120 Miliar
Lee “Faker” Sang-hyeok, ikon esports asal Korea Selatan, kembali menorehkan sejarah bersama T1 setelah memenangkan tiga gelar dunia League of Legends berturut-turut.-Korea JoongAng Daily-
“Apa pun yang Faker mainkan, itulah yang jadi meta,” kata Ryu, mantan pemain KT Rolster dan 100 Thieves, dikutip dari League of Legends.
BACA JUGA:Link Live Streaming Manchester United Women vs PSG Women: Malam Penentuan Harga Diri di Old Trafford
2018–2022: Terjatuh dari Panggung Tertinggi
Menjadi legenda berarti menanggung beban nama besar. Menurut analisis Emily Rand, mantan jurnalis esports di Yahoo dan ESPN, “Banyak orang mengira Faker selalu jadi yang terbaik, padahal tidak. Justru itu yang membuat kisahnya menarik.”
Tahun 2015 menjadi awal dari kejayaan panjang SKT, dengan Faker memenangkan gelar dunia keduanya, kemudian ketiganya pada 2016. Namun saat tahun 2017 bergulir, kejayaan itu mulai terguncang.
Di final Worlds 2017 di Beijing, Faker dan SKT dikalahkan 0–3 oleh Samsung Galaxy. Untuk pertama kalinya di atas panggung dunia, Faker tampak tersorot di layar lebar, menangis di atas panggung di tengah kekalahan.
“Mereka bilang, matahari mulai terbenam bagi era Faker,” ujar caster Jun, dikutip dari LoL Esports.
BACA JUGA:Promo Alfamart Dari Sosis Siap Santap Hingga Yogurt, Alternatif Sat Set Bekal Anak Sekolah !
Tak lama setelah itu, SKT, berganti nama menjadi T1. Seturut pergantian itu, tim tersebut juga mengalami fase restrukturisasi, mengganti pemain demi pemain.
Beberapa pemain andalan turut direkrut oleh tim hingga negara lain, berpindah dan keluar dari tim.
Tahun 2020 dapat dikatakan menjadi titik sulit, T1 sendiri bahkan gagal lolos melewati babak penyisihan menuju Worlds.
Namun di balik badai itu, satu hal tak berubah: Faker tetap setia.
BACA JUGA:Proyek Rp74,4 Miliar Dikebut, Revitalisasi 648 Sekolah Lampung Ditarget Tuntas Akhir Tahun Ini
Meski dilaporan mendapat tawaran hingga 10 Juta USD dari pihak luar negeri, setara dengan Rp 168 Miliar, Faker dikatakan tetap menolak dan lebih memilih untuk berada di tim lamanya.
Setelah itu, Ia mulai melatih pemain muda seperti Oner, Zeus, Gumayusi, dan Keria, membentuk generasi baru yang kelak dikenal dengan akronim ZOFGK.
2023: Kebangkitan Perlahan Lalu Dalam Sekejap
Musim panas 2023 menjadi ujian terberat. Faker mengalami cedera tangan dan harus absen selama sebulan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
