disway awards

Larangan Jual Gabah ke Luar Lampung Berbuah Untung, Penggilingan Padi Lokal Panen Pesanan

Larangan Jual Gabah ke Luar Lampung Berbuah Untung, Penggilingan Padi Lokal Panen Pesanan

Larangan menjual gabah ke luar Lampung membuat penggilingan padi lokal kebanjiran pesanan dan meningkatkan keuntungan pelaku usaha setempat.-Foto: Sintia Maharani/MK-

BACA JUGA:Atlet Taekwondo Universitas Teknokrat Indonesia Raih Tiga Medali di Kajati Lampung Cup I 2025

“Skala usaha saya masih kecil, jadi cukup pasok lokal,” jelas Bambang.

Menurutnya, harga gabah Rp6.500 cukup menguntungkan bagi petani.

Namun, bagi pengusaha penggilingan, harga tersebut cukup berat untuk menjaga margin.

“Kalau gabah Rp6.500, harga beras di bawah Rp13.500 itu sulit tercapai,” kata Bambang.

BACA JUGA:Kasus Pelecehan di Masjid, Wali Kota Eva Dwiana Minta Warga Bandar Lampung Lebih Waspada

Ia menjelaskan, jika beras dijual Rp13.000 per kilogram, hasilnya hanya balik modal.

“Tidak mungkin usaha hanya untuk balik modal. Biaya tenaga, waktu, minyak, dan suku cadang juga besar,” ucapnya.

Bambang menjual beras dengan beberapa varian harga sesuai jumlah pembelian.

Jenis berasnya tergolong standar, namun kualitasnya di atas rata-rata beras biasa.

BACA JUGA:Heboh Jembatan Kali Pasir Rubuh Pasca Diresmikan, Kini Dalangnya Divonis 5 Tahun Penjara dan Denda Rp300 Juta

“Semakin banyak pembelian, harga bisa lebih murah,” jelasnya.

Untuk pembelian kecil 5–10 kilogram, harganya Rp14.000 per kilogram.

Pembelian 25 kilogram dihitung Rp13.800 per kilogram.

Sedangkan pembelian minimal 50 kilogram mendapat harga Rp13.500 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait