PKS Pringsewu Sisihkan Gaji untuk Korban Banjir di Sumatera dan Aceh
Ilustrasi Uang Rupiah-Pixabay.com @iqbalstock-
RADARLAMPUNG.CO.ID —Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kabupaten Pringsewu melakukan aksi pemotongan gaji sebagai bentuk kepedulian terhadap korban banjir besar yang melanda Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Pringsewu, Homsi Wastobir, ST, menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan wujud nyata peran PKS dalam isu kemanusiaan, bukan hanya sebatas aktivitas politik formal.
Homsi menjelaskan, dana yang disisihkan oleh anggota Fraksi PKS DPRD Kabupaten Pringsewu akan digabungkan dengan bantuan serupa dari daerah lainnya.
“Seluruh dana kemudian diserahkan kepada Bendahara DPP PKS melalui DPW PKS Lampung, untuk selanjutnya disalurkan langsung kepada para korban banjir melalui jaringan kemanusiaan resmi partai,” ujarnya, Minggu, 7 Desember 2025.
Menurutnya, mekanisme ini dipilih agar bantuan dapat tersalurkan dengan cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran.
“PKS hadir bukan hanya di ruang politik, tetapi juga melalui aksi nyata di bidang kemanusiaan. Kami terpanggil untuk membantu saudara-saudara kita di Sumatera yang sedang menghadapi musibah besar,” tegasnya.
Aksi pemotongan gaji ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden PKS, Dr. H. Almuzzamil Yusuf, M.Si, agar seluruh struktur partai dan pejabat publik melakukan mobilisasi nasional dalam mendukung penanganan bencana di Tanah Air.
Potong gaji anggota dewan PKS di seluruh Indonesia disebut sebagai realisasi dari semangat kepedulian yang selama ini dipegang partai.
Selain pemotongan gaji anggota dewan, PKS juga mendorong partisipasi kader dan simpatisan untuk ikut membantu meringankan beban masyarakat terdampak.
Homsi menilai, solidaritas publik merupakan kunci dalam mempercepat pemulihan, terutama di daerah yang infrastruktur penyelamatannya masih terbatas.
Ia menambahkan, penggalangan dana ini diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan pascabanjir di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh, sekaligus menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola lingkungan agar bencana serupa dapat diminimalkan ke depan.
“Kita semua tentu prihatin, dan ini saatnya bergerak bersama. Kami juga berharap bencana ini menjadi evaluasi bagi pemerintah pusat dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan yang kerap menjadi pemicu banjir,” pungkas Homsi Wastobir.(*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
