10 Tahun Menghilang, Dinsos PKH Lambar Berhasil Temukan Mbah Roh
Radarlampung.co.id - Mbah Roysid Han yang terkenal dengan nama Mbah Roh, pria tua renta yang hidup sebatang kara sebagai warga terlantar menemui titik terang. Pria tua yang berumur kurang lebih 100 tahun tersebut merupakan penduduk pendatang yang hidup sendiri di kawasan perkebunan kopi di wilayah Pekon Batu Api Kecamatan Pagardewa Lampung Barat (Lambar). Mbah Roh yang notabene-nya warga Situbondo Jawa Timur dan mempunyai turunan darah Afganistan, dan dari penelusuran yang dilakukan Dinas Sosial (Dinsos) terhadap keluarganya di Situbondo, bahwa Mbah Roh pernah menikah dan tidak memiliki keturunan, lalu pergi mengembara ke Lampung. Puluhan tahun mengembara tidak ada berita, sehingga keluarga besarnya menganggap bahwa Mbah Roh sudah meninggal. Pelaksana PKH, Kecamatan Pagardewa Yudi Apriansyah, yang merupakan perpanjangan tangan Dinsos Lambar mengatakan, bahwa setelah mendapat informasi dari Dinsos terkait keberadaan Mbah Roh, dirinya beserta Puskesmas Pagardewa langsung menuju lokasi tempat tinggal Mbah Roh yang letaknya jauh dari perkampungan, tepatnya berada di perbatasan Lambar - Way Kanan untuk membuktikan kebenaran berita tersebut. ”Menurut informasi dari tetangga yang terdekat dengan lokasi rumah Mbah Roh mengatakan bahwa kurang lebih selama 10 tahun Mbah Roh hidup menyendiri, yang hidup dari belas kasihan tetangganya, baik itu tetangga yang datang musiman maupun tetangga terdekat,” ungkap Yudi Apriansyah. Lalu, setelah melalukan croscek keberadaan yang bersangkutan, dan pihak Puskesmas Pagardewa mengecek kesehatannya, jarak dua hari setelah melakukan peninjauan, Dinsos melalui Bidang Bantuan dan Rehabilitasi Sosial langsung menuju ke lokasi tempat tinggal yang bersangkutan untuk memberikan bantuan dalam bentuk sembako, dan pakaian layak pakai. ”Selain itu pelaksana PKH yang berada di kecamatan juga pro-aktif melakukan donasi untuk membantu kehidupan Mbah Roh berupa perlengkapan dapur dan tempat tidur. Selain itu dikarenakan aliran air juga tidak mendukung untuk kehidupannya, PKH kecamatan bekerjasama dengan peratin setempat membuatkan saluran air dan bak penampungan untuk MCK yang bersangkutan,” ujarnya. Lebih lanjut Yudi mengatakan, awalnya Mbah Roh ini merupakan orang mampu, yang tanahnya cukup luas, dan rajin bekerja. Seiring bertambahnya usia yang semakin tua, kebunnya dijual sehingga tanahnya tinggal satu hektar yang saat ini tinggal belukar. Permasalahan yang timbul adalah sampai saat ini Mbah Roh belum mempunyai KTP dan KK Lambar, karena yang bersangkutan tidak melakukan perekaman sehingga tidak terdaftar dalam kependudukan. ”Setelah dilakukan penelusuran, keluarga Mbah Roh yang berada di Situbondo Jawa Timur mengatakan bahwa pihak keluarga besarnya siap menerima kembali Mbah Roh yang selama ini disangka sudah meninggal tersebut, sehingga kembali ke kampung halamannya,” paparnya. Sementara itu, Sekretaris Dinsos Lambar Hi. M. Danang Harisuseno, S.Ag.M.H., mengatakan bahwa pihaknya setelah mendapatkan kabar terkait peristiwa tersebut, langsung melaporkan kepada kepala Dinas Sosial Drs. Gison Sihite dan berkoordinasi dengan Kabid Bantuan dan Rehabilitasi agar segera mengambil langkah, untuk berkoordinasi dengan PKH Kecamatan Pagardewa dan aparatur pemerintahan setempat terkait berita tersebut. ”Alhamdulillah saat ini kehidupan Mbah Roh sudah membaik dan dapat kita bantu, tinggal kakinya saja masih bengkak karena jarang beraktifitas,\" katanya. Lanjut Danang, setelah administrasi kependudukan tersebut diurus oleh pihak pihak terkait, dalam waktu dekat Mbah Roh ini akan dipulangkan menuju kampung halamannya di Situbondo Jawa Timur, tentunya setelah berkoordinasi terlebih dahulu dengan Pihak Dinas Sosial Situbondo terkait proses pemulangan tersebut. (nop/apr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: