Kala Warga Tubaba Sulap Lahan jadi Kebun Tembakau
RADARLAMPUNG.CO.ID-Budidaya tanaman tembakau di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) belum diminati oleh masyarakat secara luas. Padahal, jika ditangani dengan serius, hasil produksi dari budidaya bahan baku rokok ini cukup menjanjikan sebagai sumber pendapatan. Bahkan, secara umum dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Soiran (69) adalah salah satu dari sebagian kecil petani tembakau di Tubaba. Dengan memanfaatkan pekarangan rumah seluas kurang lebih 500 m², dia tetap konsisten menggeluti usaha budidaya tembakau sejak belasan tahun lalu. Bahkan menurutnya, budidaya tembakau adalah usaha turun temurun di keluarganya. \"Dari zaman bapak saya dulu memang sudah menanam tembakau Mas. Jadi, saya yang meneruskannya sampai saat ini. Ya Alhamdulillah cukup menghasilkan, makanya saya tetap telaten dari tahun ke tahun,\"ungkapnya saat dikunjungi Radar Tuba (Group Radar Lampung) di kebun tembakaunya, Rabu (3/3). Menurutnya, budidaya tembakau memang membutuhkan keseriusan dalam pengelolaannya, namun itu tidak berarti sulit dilaksanakan.\"Sebenarnya tidak ada yang mudah mas, kuncinya adalah belajar. Kalau kita mau belajar dan terus belajar mudah-mudahan akan menjadi bisa,\"ulasnya. Soiran pun dengan gamblang menjelaskan seluruh tahapan dan teknik budidaya tembakau, mulai dari pengolahan atau penyiapan lahan, sampai dengan panen.\"Untuk memperoleh tembakau yang bagus tentu harus dengan cara yang benar dalam perawatannya dan saat menanam harus memperhatikan cuaca yang pas,\"ujarnya. Cuaca yang paling pas menurutnya adalah saat musim panas, sebab tanaman tembakau membutuhkan cuaca yang panas agar pertumbuhannya semakin baik dan maksimal. Namun, penyiraman tetap diperlukan dan harus dilakukan dengan teratur. Yang tidak kalah penting, bibit yang akan ditanam harus dipilih dengan teliti. \"Terlebih dahulu kita lakukan penyemaian bibit, salah satunya menggunakan polybag. Baru setelah lumayan tinggi kira-kira 10 cm, baru kita pindah tanam ke lahan yang sudah siap. Lahan sebelumnya harus dilembutkan atau digemburkan supaya perkembangan tanaman menjadi bagus. Untuk pupuk, saya cukup menggunakan pupuk kandang saja dan pertumbuhannya bagus,\"jelasnya. Selama masa pertumbuhan, ada yang harus diperhatikan dengan baik, yakni tunas-tunas yang tumbuh di samping batang yang harus rajin dipoting karena dapat menggangu tumbuh kembang tanaman.\"Jadi memang perlu ketelitian. Nah, setelah umur 3 bulan, baru tembakau sudah siap dipetik daunnya (mulai dipanen), itupun hatus dipilih karena tidak bisa sekaligus. Yang dipetik itu daun yang sudah tua dan agak menguning,\"bebernya. Selanjutnya adalah memproses daun tembakau tersebut agar siap untuk dijual. Pertama, daun yang sudah dipetik tersebut di rajang (dipotong-potong) halus menggunakan alat potong khusus, lalu dijemur. Setelah melalui proses penjemuran, maka siap dipasarkan.\"Untuk penjualan masih lokalan saja, kita masuk ke pasar Pulung Kencana, Daya Murni dan Tata Karya (Lampung Utara). Perkilonya kita jual Rp.200.000,\"sebutnya. Soiran pun tidak merasa keberatan apabila ada yang mau belajar untuk membudidayakan tanaman tembakau tersebut, bahkan dia menyarankan langsung saja datang ke kediamannya karena kebetulan kebun budidaya temabakaunya memang disekitaran rumah.\"Saya siap mas buat mengajari, dari tahap awal sampai selesai. Saya justru merasa senang apabila anak muda mau belajar untuk meneruskan pengetahuan yang saya punya dari bapak saya dulu,\"tandasnya. Usaha budidaya yang ia geluti bertahun-tahun tersebut bukan tanpa kendala, namun tetap dijalani dengan penuh semangat. Diakhir perbincangan, Soiran sempat menyelipkan sebuah harapan kepada pemerintah.\"Saat ini, yang kami perlukan mesin alkon (penyedot air) walau yang berukuran kecil untuk mempermudah penyiraman. Kalau ada bantuan dari pemerintah, tentu saya sangat bersykur sekali mas,\"imbuhnya. (fei/rnn/wdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: