Iklan Bos Aca Header Detail

Kasus Dugaan Kekerasan Santri, Dinas PPPA Upayakan Mediasi

Kasus Dugaan Kekerasan Santri, Dinas PPPA Upayakan Mediasi

RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Pesawaran melakukan kunjungan ke pondok pesantren di Tegineneng, Kamis (12/8). Kegiatan ini untuk mengetahui perkembangan kasus dugaan kekerasan yang dilakukan oknum guru kepada MJ, seorang santri.

\"Kunjungan kita dalam rangka koordinasi terkait dugaan pemukulan oleh oknum guru kepada salah satu santrinya. Kami sudah bertemu langsung dengan kepala madrasah dan pimpinan yayasan,\" kata Kabid Perlindungan Penanganan Kekerasan Anak Rakhmadia Agustin mewakili Kepala Dinas PPPA Pesawaran Binarti Bintang, saat kunjungan, Kamis (12/8).

Rakhmadia mengungkapkan, pihak pondok pesantren tengah mencari kejelasan kepada keluarga MJ. \"Kita menunggu hasilnya dan mudah-mudahan bisa bertemu dengan korban. Kemudian menentukan langkah selanjutnya, termasuk pendampingan psikologi terhadap korban,\" ujarnya.

Selanjutnya, pihaknya akan menjadwalkan ulang pertemuan antara pihak manajemen, keluarga korban dan Dinas PPPA untuk duduk bersama  guna penyelesaian persoalan tersebut

\"Tentu kita akan jadwalkan ulang untuk bertemu agar bisa duduk bersama. Baik pihak keluarga dan manajemen sekolah. Harapannya, pesantren maupun sekolah harus ramah anak dan tidak ada tindak kekerasan,\" pungkasnya.

Sementara, saat Radarlampung mencoba mengkonfirmasi perkembangan kasus tersebut, pihak ponpes belum memberikan jawaban.

Diketahui, oknum guru berinisial D diduga menganiaya MJ, salah satu santri hanya karena masalah sepele. Yaitu tidak memilih cabang olahraga yang diajarnya.

Ihsan selaku orang tua MJ yang diwakili Ahmad Kholip mengatakan, penganiayaan itu terjadi, Minggu (8/8) lalu.

Saat itu, MJ yang duduk di kelas III SMP tengah mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Di ponpes tersebut terdapat dua pilihan ekskul, yakni basket dan persada. MJ memilih olahraga persada.

’’Dia kan, disuruh milih pelajaran ekstrakurikuler antara basket dengan persada. Mungkin karena oknum guru ini guru basket, dia enggak terima ke ponakan saya milih persada,” jelas￾nya.

Kejadian tersebut diketahui saat orang tua MJ hendak membayar administrasi anak￾nya pada Senin (9/8). Mereka melihat dekat telinganya lebam.

Dari pihak ponpes pun tidak menunjukkan iktikad baik, sehingga pihak keluarga pada Selasa (10/8) melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Pesawaran.

Sementara pengelola ponpes Hamsah mengatakan akan mengon￾firmasi kejadian tersebut kepada bagian sekuriti.

’’Ya nanti saya konfirmasi sekuritinya dulu ya, saya lagi tahlilan,” katanya singkat via pesan WhatsApp, Rabu (11/8). (ozi/ais)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: