Iklan Bos Aca Header Detail

Kelompok Tabungan Rp10 miliar Meningkat

Kelompok Tabungan Rp10 miliar Meningkat


radarlampung.co.id – Berdasarkan data Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia provinsi Lampung, hingga November 2019, jumlah rekening tabungan dengan kelompok nilai di atas Rp10 miliar meningkat jika dibandingkan dengan posisi dua tahun terakhir dan mencapai posisi tertinggi sejak tahun 2016.

Jumlah rekening dengan nilai di atas Rp10 miliar pada tahun 2019 tercatat tumbuh sebesar 13,56 persen (yoy), meskipun melambat dibandingkan tahun 2018 (31,11 persen; yoy). Berdasarkan porsinya, jumlah rekening kelompok nilai di atas Rp10 miliar tersebut hanya memiliki pangsa 0,001 persen dari jumlah keseluruhan rekening di Provinsi Lampung.

“Jika dilihat total nilai rekening tabungan, kelompok nilai di atas Rp10 miliar memiliki pangsa 17,32 persen dari total nilai tabungan total di Provinsi Lampung,” kata Kepala KPw Bank Indonesia provinsi Lampung, Budiharto Setyawan kepada radarlampung.co.id, Rabu (26/2).

Secara keseluruhan kelompok, jumlah rekening tabungan pada tahun 2019 tercatat masih mengalami peningkatan, meskipun pertumbuhannya mengalami perlambatan. Peningkatan jumlah rekening tabungan ini menunjukkan literasi keuangan masyarakat yang semakin baik.

Perlambatan pertumbuhan jumlah rekening tabungan pada posisi November 2019 dipengaruhi penurunan suku bunga simpanan dibandingkan dengan November tahun 2018, maupun bulan sebelumnya. Suku bunga tabungan turun -0,02 persen (yoy), dari 2,68 persen di November 2018 menjadi 2,62 persen pada posisi November 2019.

Jika dibandingkan bulan Oktober suku bunga tabungan turun -0,03 persen (mtm) dari 2,70 persen menjadi 2,62 persen. Penurunan suku bunga tabungan tersebut seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia yakni penurunan suku bunga acuan BI 7DRR yang telah diturunkan sebanyak 4 kali pada tahun 2019, dari semula 6 persen menjadi 5 persen.

Perlambatan pertumbuhan jumlah rekening tabungan pada posisi November 2019 tersebut juga dipengaruhi kondisi perekonomian yang bergejolak sepanjang tahun 2019 seiring dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, sehingga terjadi shifting jenis investasi utama yang dipilih oleh masyarakat dari tabungan ke emas.

Hal tersebut sejalan dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia Provinsi Lampung yang menunjukkan bahwa pilihan jenis investasi emas/perhiasan dalam 12 bulan kedepan mengalami peningkatan pangsa rata-rata dari 18,00 persen (SK 2017) menjadi 22,90 persen (SK 2018).

Hal tersebut seiring dengan penurunan pangsa investasi dalam bentuk tabungan/deposito yakni sebesar 37,5 persen (SK 2017) menjadi 33,40 persen (SK 2018). Sementara untuk tahun 2020, perkiraan pangsa investasi emas/perhiasan kembali meningkat 23,30 persen (SK 2019) dan perkiraan pangsa investasi tabungan/deposito juga meningkat menjadi 37,9 persen (SK 2019).

“Peningkatan jumlah tabungan, deposito dan giro atau dalam hal ini peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga merupakan bagian dari pendapatan masyarakat yang ditabung. Pertumbuhan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi suatu daerah,” katanya.

Data triwulan III 2019 menunjukkan penurunan pertumbuhan DPK (7,57 persen;yoy) seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Lampung pada periode tersebut (5,16 persen;yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (5,61 persen;yoy) maupun triwulan III 2018 (5,19 persen;yoy).

Lebih jauh dia mengatakan, berdasarkan pada salah satu tugas pokok Bank Indonesia yaitu di bidang Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Bank Indonesia secara aktif melakukan koordinasi dengan otoritas terkait dalam menjalankan kegiatan literasi keuangan dan sosialisasi kebijakan atau program terkait bidang tersebut.

Salah satu wujud konkritnya, KPw Bank Indonesia Provinsi Lampung bersama dengan OJK Provinsi Lampung dan Pemerintah Daerah Lampung melaksanakan kegiatan Hari Indonesia Menabung Provinsi Lampung 2019 di Lapangan Korpri Provinsi Lampung pada 29 Oktober 2019, lalu.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Bank Indonesia dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan implementasi program keuangan inklusif dengan cara menumbuhkan budaya menabung sejak dini, serta mensosialisasikan program pengembangan sistem pembayaran.

“Dalam acara tersebut Bank Indonesia menghimbau seluruh lembaga jasa keuangan untuk menggunakan GPN pada setiap pendistribusikan kartu ATM,” pungkasnya. (red/yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: