Sumur Resapan dan Kerusakan Rumah di Lereng Bukit

Sumur Resapan dan Kerusakan Rumah di Lereng Bukit

Oleh: Dr. Ir. Chatarina Niken, M.T.* (*Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung)   SUMUR resapan berperan dalam kelestarian air sekaligus ikut serta mengendalikan banjir. Terlebih pada beberapa tempat di Bandarlampung misalnya, banjir dialami secara periodik. Sementara di beberapa tempat juga mengalami kekurangan air. Terkait hal tersebut, pembangunan kompleks rumah tinggal, kampus, terminal, pasar, rumah sakit, perkantoran, sarana dan prasarana lain selayaknya memperhatikan kelestarian air dan memiliki memiliki sumur resapan. Sumur resapan harus dibangun di lokasi yang struktur tanahnya stabil dan atau tidak terjal. Pembuatan sumur resapan juga harus mempertimbangkan keamanan bangunan minimal sejarak 1 meter dari pondasi. Apalagi sebagian tanah di wilayah Lampung adalah bukit dan lembah. Terdapat bangunan di daerah perbukitan mengalami kerusakan yang sebagian besar keretakannya berbentuk miring (lihat gambar 1). Dari hasil analisis bentuk keretakannya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah geser. Lalu untuk mengetahui asal geser yang menimbulkan retak tersebut ditinjau denah, kontur, dan jenis pondasi. Yaitu rumah terletak di lembah sebuah lereng dan fondasi yang digunakan adalah fondasi telapak. Analisis kerusakan retakan muncul di sekeliling sumur resapan karena sumur resapan menarik air di sekelilingnya (gambar 4). Rumah terletak di lembah sebuah lereng dan fondasi yang digunakan adalah fondasi telapak. Aliran air menuju sumur resapan air yang mengalir masuk ke dalam sumur resapan membawa serta butiran tanah. Karena fondasi yang digunakan adalah fondasi dangkal yaitu pondasi telapak, maka butiran tanah di bawah pondasi ikut larut bersama air masuk ke dalam sumur resapan. Aliran air dan tegangan di bawah pondasi menahan tekan dan momen. Tegangan tekan dan lentur harus memiliki satu jenis tegangan yaitu tekan (di bawah pondasi tengah) agar stabil. Aliran air membuat butiran tanah ikut bergerak. Tanah di bawah pondasi menggogos sedikit demi sedikit. Hal ini mengakibatkan tegangan tekan di bawah pondasi semakin kecil dan sebagian berubah menjadi tegangan tarik sehingga rentan terhadap bahaya terguling. Solusi dari uraian di atas, penyebab kerusakan adalah letak sumur resapan dan jenis pondasi yang dipilih pondasi telapak yang merupakan pondasi dangkal. Untuk menghentikan kerusakan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Petama, sumur resapan dipindahkan ke lokasi yang lebih tinggi; 2. Kedua, sumur resapan ditutup dengan beton lunak agar tidak ada lagi air yang masuk ke dalamnya; Ketiga, suntik tanah sekeliling fondasi dangkal dengan bahan additive yang memiliki kekuatan setara beton dan mampu mengisi pori sampai kedalaman 3 meter di bawah dasar pondasi telapak. Lalu yang keempat, buat kolom baru dengan pondasi dalam (dapat dari buis beton yang diisi beton) dan beban dipindahkan ke kolom baru tersebut; Kelima, sekeliling bangunan ditanami tanaman yang akarnya mampu menyerap air; Keenam, letak sumur resapan perlu direncanakan dengan saksama dengan mempertimbangkan kontur dan jenis fondasi terutama untuk bangunan yang terletak di lereng bukit. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: