Arinal : Harus Ada Perlindungan Terhadap Lahan Petani di Lampung
radarlampung.co.id - Gubernur Lampung terpilih Arinal Djunaidi kedepannya bakal fokus dalam beberapa sektor. Utamanya adalah dalam sektor pertanian dan pariwisata serta ekonomi kerakyatan. Hal tersebut diungkapkannya dalam acara ramah tamah bersama Radar Lampung Group, di Rumah Kayu, Rabu (15/5). Dalam silaturahmi tersebut Arinal didampingi Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Lampung Tony Eka Candra, Wakil Ketua DPRD Lampung Ismet Roni, Caleg DPR-RI terpilih Hanan A Razak, Ekonom Lampung Asrian A Caya, dan Hery Wardoyo serta Ansori Djausal. Dijamu oleh Direkrut Radar Lampung Group Taswin Hasbullah, General Manager (GM) Purna Wirawan, GM Liris Vawina, Manajer Iklan Desty Mulyanti, dan jajaran redaksi. Mantan Sekprov Lampung ini mengatakan, untuk pertanian dia mengatakan akan mengedepankan di berbagai sub sector. Sebab, sebagian besar masyarakat Lampung bekerja sebagai petani. Salahsatu yang paling utama adalah antisipasi alihfungsi lahan pertanian yang belakangan kerp terjadi di beberapa daerah. “Perlindungan lahan pertanian. Saya juga sudah konsultasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) pusat. Boleh saja diperjual belikan lahan itu. Tapi fungsinya tidak boleh berubah. Harus tetap lahan tani,” kata dia. Kemudian, untuk hasil pertanian dia mengatakan harus ada perlindungan terhadap kopi. Dia menceritakan sering kali, kopi dari lampung di klaim oleh daerah lain. Dia menjelaskan, jika lahan pertanian dibiarkan menyusut, akan berpengaruh negatif terhadap pendapatan masyarakat di berbagai daerah. “Kalau masyarakat sudah tidak punya pendapatan, ini menjadi sensitif. Yang ditakutkan akan menjadi ke arah kriminal. Artinya, tetap muaranya adalah peningkatan ekonomi masyarakat melalui pertanian dan ekonomi kerakyatan,” jelasnya. Kemudian, di bidang pariwisata, dia mengaku hal ini sangat perlu di dukung. Di mana, Lampung merupakan daerah yang sangat kaya potensi pariwisata terutama wisata bahari. “Jadi jika ke Lampung tidak melulu ke Waykambas. Jadi kita kaya akan pariwisata. Mau lihat lumba-lumba, ada. Mau snorkeling, ada. Mau lihat Hiu Tutul, ada. Tentunya pemerintah juga mesti support,” paparnya. Namun, saat ini sambung Arinal, yang perlu dilakukan adalah bagaimana pembenahan sarana pendukung pariwisata. Jika koneksi di berbagai sector sudah terbentuk, maka infrastruktur juga perlu mengimbangi. Misalnya, seperti infrastruktur jalan, kelistrikan, sampai ke sinyal provider seluler. Dirinya juga akan memfokuskan pada pembangunan sektor olahraga dengan membangun infrastruktur memadai untum mendukung olahraga.(abd/wdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: