KONI Lampung Kembangkan Atlet Jangka Panjang

KONI Lampung Kembangkan Atlet Jangka Panjang

RADARLAMPUNG.CO.ID - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung menggelar Long Term Athlete Development (LTAD), di Grand Hotel Syariah, Jumat hingga Minggu (20-22/12) untuk para guru olahraga di Lampung. Ketua Umum KONI Lampung Prof Yusuf Barusman menjelaskan, LTAD merupakan cara menemukan calon atlet jangka panjang yang wajib dilakukan sejak dini. LTAD menurutnya sangat penting guna mempersiapkan atlet untuk berbagai even di level nasional hingga internasional. \"Artinya, pembibitan atlet berbakat sangat penting. Karena, tidak mungkin untuk PON 2024 dan 2028 mendatang, kita masih mengandalkan atlet PON 2020,\" katanya saat membuka kegiatan tersebut. Nah, apabila Lampung ingin berprestasi, lanjut dia, tentu program KONI yang sedang berjalan butuh komitmen kuat juga strategi yang tersusun dan sistematis. Pria yang juga menjabat sebagai rektor UBL ini menjelaskan bahwa ada hal mendasar mengapa prestasi di Lampung dan nasional pada umumnya tidak mampu berprestasi seperti negara-negara Asean lainnya. Seperti Singapura, dan Thailand. Yaitu, manajemen, bukan hanya di olahraga saja, tapi di semua bidang. Dia berharap, program yang dilakukan oleh Binpres dengan dimotori oleh Wakil Ketua Umum II KONI Lampung Frans Nurseto, ke depan Lampung bisa menjadi contoh provinsi lain dalam hal pembinaan atlet. \"Alhamdulilah di bawah kepemimpinan Pak Frans Nurseto (Waketum II KONI Lampung) berjalan. Kumpulnya di sini, saya minta mereka yang hadir ini harus diberi PR. Kami akan pantau. Kita akan bangun manajemen yang terstruktur, sistematis, dan berkesinambungan,\" ucapnya. Dalam kegiatan tersebut KONI Lampung menghadirkan Prof. Dr. Hari Setijono dan Prof. Dr. Sugiharto untuk menjadi pemateri. Di bagian lain, Prof. Hari Setijono mengapresiasi KONI Lampung. Karena, dia menilai Lampung sudah menjalankan program Kemenpora. \"Mudah - mudahan program ini dapat menghasilkan atlet berbakat sesuai harapan,\" katanya. Menurutnya PR terbesar selama ini yang dialami Indonesia yakni sulitnya menggabungkan antaran pembibitan dan prestasi. Karena itu dia menuturkan Lampung yang menggandeng penjas tepat untuk mencari bibit atlet dan membuatnya berprestasi. Pola seperti ini, ujarnya, baru diterapkan di Lampung. (nca/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: