Iklan Bos Aca Header Detail

Teliti Kualitas Tanah lewat Pemetaan Lahan

Teliti Kualitas Tanah lewat Pemetaan Lahan

RADARLAMPUNG.CO.ID - Dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila) melakukan pengabdian masyarakat dengan mengajarkan foto udara untuk mengetahui kualitas tanah sawah di Pringsewu.

Kegiatan ini dilakukan oleh Mochamad Firman Ghazali bersama Choirunnisa Salsabila, Mila Aulia, Mirnawati, Muhammad Farel Syuhada, Yudi Prastowo dari Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika.

Menurut Mochamad Firman, pihaknya sengaja memilih petani yang dirasa bukanlah profesi mudah atau sekadar menanam padi.

\"Pada tanah yang berlumpur tebal, selain memberinya pupuk dan menunggu sampai panen tiba, petani juga harus mengimbangi dengan pengetahuan terkait kondisi dan kualitas lahan sawah yang hendak dipakai untuk menanam padi,\" kata Mochamad Firman.

Mochamad Firman menuturkan, kondisi tanah dari lahan sawah juga harus diperhatikan, sebelum siap untuk ditanami. Dapat dikatakan, sudah tidak tepat lagi petani hanya menunggu kapan musim penghujan datang dan aman tidaknya pasokan pupuk ketika diperlukan.

\"Keduanya bisa saja mengalami perubahan, sehingga petani memulai tanam padi pada waktu yang tidak tepat dan risiko mengalami kegagalan panen akan meningkat. Sejenak kita melihat kondisi lahan berdasarkan tingkat kemasaman (pH). Ini dapat menunjukkan kadar mineral penting yang dibutuhkan oleh padi selama masa tanamnya dan secara tidak langsung dapat dipakai sebagai salah satu indikator penting dalam kesuburan tanah. Idealnya pH tanah berada pada kondisi yang netral, yaitu bernilai 7,\" urainya.

Di sisi lain, pertimbangan teknis penggunaan teknologi pemetaan dalam budidaya padi sawah dipilih karena kemampuannya untuk memetakan area yang luas, cepat, dan tidak terhambat oleh pengaruh cuaca (awan). Citra yang dihasilkan juga mempunyai resolusi spasial lebih baik.

\"Hal ini membuat pemetaan dengan menggunakan foto udara menjadi pilihan yang tepat dalam melakukan pemantauan kondisi lahan sawah yang luas,\" sebut dia.

Sebagai sebuah percontohan, tim peneliti telah melakukan pengambilan foto udara menggunakan drone di Desa Kediri, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu.

\"Memperkenalkan konsep geospatial science application for precision farming atau memadukan unsur ilmu pengetahuan berbasis lokasi sebenarnya di permukaan bumi untuk pertanian yang presisi ini adalah sebuah keniscayaan ketika kebutuhan suplai pangan menjadi yang utama,\" tambahnya.

Hasil penelitian ini sekaligus memberikan edukasi bahwa dengan diketahuinya nilai pH tanah, maka petani dapat mengetahui area mana saja yang tidak sesuai dan sesuai, sehingga perlu dilakukan upaya pemulihan nilai pH tanah secara tepat.

\"Biasanya, penggunakan kapur atau dolomit dipilih untuk menetralkan tanah asam, sementara pupuk kompos untuk dan tanah yang basa,\" tandasnya. (mel/rls/ais)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: