Iklan Bos Aca Header Detail

Krakatau FC Teknokrat Targetkan Juara I KRSBI KRI 2019

Krakatau FC Teknokrat Targetkan Juara I KRSBI KRI 2019

RADARLAMPUNG.CO.ID - Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 regional I dimulai, Sabtu (6/4) di Universitas Teknokrat Indonesia (UTI). Teknokrat sebagai tuan rumah sendiri ikut menerjunkan 1 tim andalan untuk bertanding di divisi kontes robot sepakbola Indonesia (KRSBI) Humanoid dengan target keluar sebagai juara 1. Divisi KRSBI Humanoid KRI 2019 regional I kali ini cukup menarik karena persertanya juga peserta berasal dari dari regional 4 yakni, tim IF-Dorota Institut Teknologi Nasional Malang, Ewako dari Politeknik Negeri Ujung Pandang, Atom dari Universitas Brawijaya Malang, dan tim G4-HaR dari Universitas Negeri Malang. Dua tim lainnya dari regional I-nya sendiri yaitu tim Midun dari Politeknik Negeri Padang, tim Krakatau FC dari Universitas Teknokrat Indonesia. KRSBI Humanoid KRI 2019 regional I akan berlangsung di aditorium lantai IV kampus Teknokrat. Pembina Krakatau FC Teknokrat, Maula Aziz, M.T. mengatakan, ada beberapa tantangan yang mereka hadapi dalam pertandingan kali ini. Menurutnya, timnya baru kali ini dihadapkan kepada kontestan dari Jawa atau regional 4, sehingga kekurangan dan kelebihan lawan belum bisa dideteksi. Terlebih, robot humanoid layaknya gerakan manusia, robot hanya bertumpu pada dua kaki, sehingga keseimbangan menjadi taruhannya. Selain itu aturan yang cukup ketat seperti berat dan ukuran juga menjadi tantangannya. \"Rumput sintetis membuat robot tidak mudah melakukan keseimbangan, maka beberapa kali kita perhatikan baik tim kami dan robot kompetitor berulang kali terjatuh,\" katanya kepada radarlampung.co.id di sela running test, Jumat (5/4). Pada perlombaan ini juga, lanjutnya, penggunaan sensor diatur sangat ketat, sensor yang dapat digunakan hanya sensor yang berbasis pasif, hanya dua kamera dan suara yang diperbolehkan. \"Pertandingan hampir sama seperti pertandingan manusia. Kalau kasih kode hanya melalui suara,\" jelasnya. Tantangan lainnya, katanya, pendeteksian robot terhadap gawang, karena warna gawang sama dengan warna garis pada lapangan berwarna putih. Selanjutnya, pencahayaan yang tidak merata. \"Mata manusiakan mudah sekali beradaptasi terhadap cahaya yang berbeda. Tapi kamera butuh waktu beradaptasi,\" katanya. Pihaknya hari ini berusaha melatih 3 robot andalan yang akan diterjunkan besok dengan melakukan perbaikan dan menanamkan algoritma-algoritma yang terbaik. Caranya dengan memepersiapkan mini PC yang powerfull. Untuk mengenalkan gawang ke robot, pihaknya menggunakan mesin learning artificial intelligence. Biasanya pihaknya butuh waktu 1 minggu untuk mengenalkan robot mana gawang dan garis lapangan. Namun, dirinya yakin timnya mampu menyelesaikannya, agar pertandingan besok sesuai yang diharapkan. Menjadi kelebihan robot Krakatau FC, katanya, ukuran robot yang relatif tinggi dari robot tim lainnya. Karena menggunakan penggerak yang berkemampuan tinggi dan daya angkatnya besar. \"Robot mampu menendang dengan baik dan stabilisasi yang adaktif sehingga robot lebih resistance,\" imbuhnya. Krakatau FC memiliki bobot berat 4,5 kg, tinggi 60 cm dan lebar bentang tangan 75 cm. Dengan prestasi pada KRSBI KRI Regional I, yaitu meraih juara I pada tahun 2015, 2016 juara 2, 2017 juara 3 dan 2018 juara 2. (apr/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: