Lampung Siaga Satu? Begini Jawaban Kepala Dinas Kesehatan

Lampung Siaga Satu? Begini Jawaban Kepala Dinas Kesehatan

RADARLAMPUNG.CO.ID - Platform digital yang menyajikan informasi dan data seputar Covid-19 Indonesia yaitu Pandemic Talks, mem-posting di akun Instagramnya @pandemictalks, hari ini (19/1) mengenai \'Lampung Siaga Satu Geh!\'. Posting yang memiliki sembilan foto tersebut sampai Selasa (19/1) pukul 18.56 WIB mendapat 6.937 like dan 617 komentar tersebut, juga membahas langkah-langkah yang harus dilakukan Lampung. Pertama, tingkatkan tracking sesuai standar WHO agar kontak erat dapat segera diisolasi sehingga tidak menjadi penyebar virus. Kedua, transparasi data testing. Karena data testing akan berguna sebagai alat bagi masyarakat untuk mengetahui kesungguhan pemda dalam menangani pandemi. Ketiga, membuat kebijakan-kebijakan strategis seperti melarang atau denda keramaian pelanggar protokol kesehatan. Keempat, komonikasi kritis dari pihak otoritas yang jujur, transparan, dan menggunakan data saintifik yang sesuai dan menyeluruh sebagai acuan. Kelima, perhatikan kapasitas health system untuk pasien Covid-19 dan non Covid-19. Ditanya mengenai informasi yang di-upload akun @pandemictalks, Kepala Dinas Kesehatan sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Provinsi Lampung Reihana mengaku dari lima langkah yang diterangkan di akun @pandemictalks telah dilaksanakan Provinsi Lampung. Pertama, mengenai Tracking sesuai standar WHO, Reihana menerangkan standar WHO satu orang terkonfirmasi positif Covid-19 dilakukan tracking ke 30 orang. \"Untuk di kita sendiri satu orang terkonfirmasi positif Covid-19, kami melakukan tracking bisa sampai 200 orang,\" ujarnya, Selasa (19/1). Kedua mengenai transparasi data testing, menurutnya telah dilakukan dan semua ditempel di papan informasi Posko Satgas Covid-19 Provinsi Lampung. Ketiga, membuat kebijakan-kebijakan strategis seperti melarang atau denda keramaian, Reihana menerangkan telah ada Perdanya. \"Keempat, mengenai komonikasi kritis dari pihak otoritas, kita sudah melakukan komunikasi kritis cuma masyarakat kadang-kadang sulit menerima. Contoh sudah kita komunikasi kritis tapi masih pergi ke ke cafe dan lainya,\" ungkanya. Terkahir mengenai perhatikan kapasitas health system untuk pasien Covid-19 dan non Covid-19, pihaknya mengaku telah melakukannya. \"Ada isolasi mandiri, ada karantina. Harus tahu isolasi mandiri untuk orang OTG, kalau karantina yang kontak erat, sudah ada semua daerah punya tempat isolasi mandiri,\" terangnya. (pip/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: