Bawaslu Lampung: Caleg Kabupaten dan Kota Paling Banyak Protes

Bawaslu Lampung: Caleg Kabupaten dan Kota Paling Banyak Protes

RADARLAMPUNG.CO.ID - Bawaslu Lampung terus mendapatkan keluhan peserta pemilu, terutama dari caleg terkait soal perolehan suara yang dihitung secara berjenjang mulai TPS Tempat Pemungutan Suara (TPS), di kecamatan hingga selesai di KPU kabupaten/kota saat ini. Perbedaan data di sistem penghitungan (Situng) milik KPU RI dengan data C1 hasil penghitungan di TPS menjadi masalahnya. \"Sebenarnya situng ini hanya instrumen tambahan, kalau ketentuan konversi hasil pemungutan dan penghitungan di TPS ya melalui rekap yang berjenjang dan sifatnya manual,\" jelas Ketua Bawaslu Lampung Fatikhatul Khoiriyah kepada radarlampung.co.id Jumat (3/5). Memang, Bawaslu Lampung juga mengakui beberapa data yang di entry petugas operator KPU ada yang salah. Namun, Bawaslu meminta peserta pemilu tidak khawatir dan tetap berpegangan dengan hasil pleno manual yang dilakukan berjenjang. Khoir –sapaannya- menambahkan soal potensi pergeseran suara pihaknya telah memberikan informasi jauh-jauh hari pada peserta pemilu. Terutama Potensi pergeseran itu ada diinternal parpol. \"Ya kami sudah memberikan informasi soal potensi pergeseran suara di internal parpol, saar ini ada laporan juga sedang kami pelajari semuanya. Yang paling banyak laporan pergeseran suara saat ini adalah caleg DPRD tingkat Kabupaten dan kota yang paling banyak lakukan protes hasil pleno rekapitulasi,\" sambungnya. Hal ini karena salinan C1 yang diberikan saksi kepada pengawas pemilu ada yang berbeda sehingga terjadi ketidaksingkronan data antara beberapa orang saksi, sehingga diharuskan membuka C1 plano untuk menentukan yang mana informasi yang benar. \"Namun kami memberikan catatan atas pelaksanaan Pemilu ini kepada KPU. Mulai terkait SDM, karena banyak KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) tidak membuat salinan dengan benar, misalnya sudah ditandatangi kemudian diisi masing-masing, itukan menjadi persoalan,\" tandasnya. (rma/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: