Mahasiswa Malahayati Penyelamat Anggota DPRD Itu Terkulai Terkena Gas Air Mata

Mahasiswa Malahayati Penyelamat Anggota DPRD Itu Terkulai Terkena Gas Air Mata

RADARLAMPUNG.CO.ID - Berhasil menyelamatkan anggota DPRD Lampung Wahrul Fauzi Silalahi dari hujan batu, Agam merasakan perih di matanya. Kepala mahasiswa Universitas Malahayati ini terkena selongsong gas air mata saat kericuhan dalam aksi menolak UU Cipta Kerja, Rabu (7/10). “Setelah membantu pak Wahrul hingga masuk ke mobil dan jalan, saya melihat motor saya sudah dirubuhkan massa dan akan dibakar. Motor penjual cimol juga mau dibakar. Saya berusaha mendirikan motor. Tapi kepala saya kena selongsong gas air mata,\" kata Agam. Pemuda berdarah Aceh ini menuturkan, dirinya sempat mencari Rahmat Mirzani Djausal di antara keramaian. “Saya sempat berusaha mencari bapak Mirza saat itu. Takut bapak kena timpukan batu atau terluka,” aku Agam kepada Rahmat Mirzani Djausal yang menjenguknya, Jumat (9/10). Menanggapi hal tersebut, Rahmat Mirzani Djausal meminta maaf karena tidak bisa menemui kemarin. Dia mengatakan, dirinya bersama beberapa teman yang masuk dalam panitia khusus (Pansus) Raperda Ketenagakerjaan sedang melakukan perjalanan keluar Lampung. “Saya dan teman-teman sedang perjalanan dinas terkait raperda berhubungan dengan tenaga kerja. (Aturan) itu bisa mencover sesuatu yang belum diatur oleh undang-undang diatasnya. Ini sedang kami usahakan untuk disahkan akhir tahun,” ungkap Mirza. Dalam kunjungan tersebut, Mirza melakukan video call dengan Rektor Universitas Malahayati Muhammad Kadafi. “Hai bro. Ini mahasiswa mu yang turut mengharumkan nama Malahayati. Mohon doa dan dibantu ya. Lagi nyusun skripsi,” kata Mirza. Mirza melanjutkan video call dengan Ketua Komisi II Wahrul Fauzi Silalahi dan memperkenalkan Agam sebagai penyelamat politikus Partai Nasdem tersebut dari hujan batu. “Ini bro, mahasiswa yang menyelamatkan elo. Bocor pala anak orang. Selamatin elo bro,” sebut dia. Tak lama berselang, Wahrul mendatangi Agam ke rumah sakit. \"Dia ternyata kenal baik dengan gua. Dia jagain kita rupanya. Dia tau bener kronologis di mobil komando,\" ucapnya. Sementara Yusni Aisyah, ibu kandung Agam menyatakan dirinya tidak menyesal atas kejadian yang menimpa anaknya. Bahkan ia mengakui ini bukan kali pertama turun aksi. Dirinya tidak menyalahkan anaknya. “Ini sudah panggilan jiwanya. Saya punya anak. Laki-laki semua. Tapi yang punya jiwa kritis hanya dia. Dia sudah tahu resikonya, jadi hadapi saja. Tidak usah takut jika itu menyuarakan kebenaran,” tegas Yusni. Yusni menuturkan, anaknya mengalami retak sampai tulang tempurung dan ada rembesan darah serta mengalami kesulitan berbicara. “Diduga ada penyumbatan di dalam. Tangannya juga seperti kram. Ini sudah lebih bisa digerakkan. Mohon doa saja untuk kesembuhan Agam,” ungkap Yusni. Meski mengalami luka serius, Yusni menyatakan, Agam ingin segera turun. Kembali bergabung dengan teman-teman mahasiswa lainnya yang masih berjuang meminta pemerintah setempat mendorong pusat membatalkan UU Cipta Kerja. (dna/ais)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: