Maintenance Alat PCR, RSUDAM Tidak Layani Tes Swab

Maintenance Alat PCR, RSUDAM Tidak Layani Tes Swab

RADARLAMPUNG.CO.ID - Alat polymerase chain reaction (PCR) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hi. Abdul Moeloek dikabarkan rusak. Ini menyebabkan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi virus Corona tidak bisa dilakukan.

Salah satunya disampaikan N, warga Waykanan. Ia mengaku ditolak oleh petugas saat akan melakukan pemeriksaan Swab tes rujukan dari rumah sakit Jakarta.

Informasi yang dihimpun Radarlampung.co.id, N mendapatkan surat rekomendasi untuk melakukan Swab tes lantaran anak balitanya R, yang dirawat di Jakarta terkonfirmasi Covid-19.

Hal ini juga diungkapkan Herman (52), kakek R. Ia menyatakan, petugas pendaftaran Swab menolak untuk menerima permohonan rujuk tersebut. Meski sudah dijanjikan sejak Sabtu (14/11) lalu.

\"Jadi, mau Swab. Sudah janji sejak Sabtu lalu di RSUDAM. Tapi kata petugas pendaftaran pagi ini, alat untuk Swab rusak. Ditambah petugas lainnya tidak ada disitu. Kita minta nomor dokter buat konsultasi, nggak dikasih,\" kata Herman, Senin (16/11).

Menurut dia, tes Swab tersebut harus dilakukan lantaran sang cucu sudah positif Covid-19. Sementara ia kontak langsung dengan ibunya.

\"Kasihan cucu saya itu. Setelah pulang dari berobat jantung di sana, dikatakan positif (Covid-19). Karena itu orang tuanya mau Swab di Bandarlampung. Tetapi alatnya rusak,\" ujarnya.

Pihaknya kemudian berinisiatif ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk melakukan Swab mandiri. Sayangnya juga tidak diterima.

\"Di Bhayangkara tidak menerima Swab mandiri. Ke Labkesda, hasilnya keluar tiga hari kemudian,\" sebut dia.

Sementara, Kabag Humas RSUDAM Ratna Dewi Ria membantah jika ada kerusakan pada alat PCR. Menurut dia, dua alat yang dimiliki RSUDAM tersebut sedang dalam pemeliharaan.

\"Alat PCR ada dua buah. Yaitu PCR merk Bioneer dan VIral load. Saat ini satu alat lagi maintenance atau pemeliharaan rutin. Sebab sejak operasional April 2020, tidak pernah dilakukan maintenance,\" kata Ratna saat dikonfirmasi di RSUDAM.

Menurut dia, bukan hanya alasan tersebut yang menyebabkan pihaknya tidak menerima pendaftaran Swab. Faktor lain, banyak pekerjaan yang belum diselesaikan.

\"Jumlah sampel Swab yang belum diperiksa oleh laboratorium sampai hari ini sebanyak 350 sampel. Itu dari Dinas Kesehatan provinsi yang harus segera dikerjakan. Ditakutkan sampel akan  keburu rusak jika terlalu lama belum dikerjakan,\" ungkapnya.

Dilanjutkan, kemampuan mesin untuk melakukan uji Swab memiliki keterbatasan hingga jumlah tertentu.

\"Kapasitas mesin untuk mengerjakan sampel per hari sebanyak 94 sampel. Semoga dalam waktu dekat ini dapat segera diselesaikan penumpukan sampel. Sehingga operasional poli Covid-19 segera berjalan sesuai harapan masyarakat,\" pungkasnya. (mel/ais)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: