Triwulan I, Ekonomi Lampung Tumbuh 5,18 Persen
radarlampung.co.id - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Lampung menyebut ekonomi Lampung triwulan I Tahun 2019 tumbuh solid sebesar 5,18 persen. Hal ini disampaikan Kepala BI Lampung Budiharto Setyawan usai rapat bersama stakeholdera terkait Lampung Economic Update 2019, Kamis (27/6).
Menurutnya, ekonomi Lampung pada triwulan 1 2019 masih dapat tumbuh solid yakni sebesar 5,18% (year of year), melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi di periode yang sama selama 3 (tiga) tahun terakhir. Baik pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Nasional.
\"Pencapaian yang baik ini menjadikan Lampung menempati posisi ketiga pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera. Meskipun sesuai dengan pola musimannya, pertumbuhan ekonomi di periode laporan tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 5,38 persen (year of year),” kata Budiharto.
Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2019 ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan perlambatan impor. Meski demikian, kontraksi ekspor dari perlambatan investasi tercatat menahan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di periode laporan.
Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Lampung ditopang oleh peringkatan kinerja pada industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor serta konstruksi.
Sementara melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi Lampung, BI Lampung memprediksi akan tetap tumbuh tinggi pada triwulan II dan III 2019 dan seluruh tahun 2019.
\"Memasuki triwulan II 2019, pertumbuhan ekonomi Lampung diperkirakan tetap tumbuh tinggi dengan kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen dan potensi bias keatas, lebih tinggi dibandingkan capaian periode sebelumnya. Hal ini diprediksi karena masih berlanjutnya produksi lapangan usaha pertanian khususnya tanaman pangan dan membaiknya produksi lapangan, usaha perkebunan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung,\" jelas Budi.
Kemudian pada triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi Lampung diperkirakan tetap tumbuh tinggi dengan kisaran 5,1 persen-5,5 persen (yoy) dengan potensi bias ke bawah hingga beberapa basis poin dari capaian triwulan sebelumnya.
Konsumsi swasta diperkirakan juga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan, meskipun tidak sekuat periode sebelumnya yang ditopang faktor musiman perayaan hari besar keagamaan.
\"Pendorong perturmbuhan lainnya diperkirakan bersumber dari meningkatnya realisasi investasi dan perbaikan net ekspor yang didukung kena dari produksi pertanian meskipun harga komoditas utama ekspor seperti CPO dan batubara ciprakirakan cenderung stagnan atau bahkan turun,\" tandasnya. (rma/kyd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: