Bocah Asal Mesuji Ini Menderita Penyakit Langka

Bocah Asal Mesuji Ini Menderita Penyakit Langka

radarlampung.co.id – Nabilatus Solihatul Faridah (4), bocah asal Desa Agungbatin, Kecamatan Simpangpematang, Mesuji didiagnosa menderita Anemia Aplastik dan Abses pipi. Saat ini, ia menjalani perawatan di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM). Anemia Aplastik adalah kondisi yang jarang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Anemia Aplastik berkembang akibat kerusakan sumsum tulang. Kerusakan bisa terjadi saat lahir atau paparan radiasi, kemoterapi, bahan kimia beracun, obat tertentu, atau infeksi. Untuk Abses, penyebabnya infeksi karena daya tahan tubuh rendah. Ini bisa disebabkan oleh anemia atau lekosit rendah Kabag Humas RSUDAM Akhmad Sapri mengatakan,  Nabilatus menjalani perawatan sejak Sabtu (25/6) lalu. Sebelumnya, ia dirawat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo. ”Riwayat pasien Nabila, sudah sering masuk keluar RS Urip Sumoharjo. Saat ini dirujuk ke RSUDAM,\" kata Akhmad  Sapri, Jumat (12/7). Sapri menuturkan, pihak RS Urip Sumoharjo sebenarnya telah menyarankan Nabila untuk dirujuk ke rumah sakit di Jakarta. Namun keluarga menolak. Lantas bocah itu dibawa ke RSUDAM. ”Mungkin karena alasan biaya atau jarak. Tempat tinggal juga bisa jadi pertimbangan mereka,” sebut dia. Dilanjutkan, dokter sudah melakukan tindakan perbaikan keadaan umum. ”Karena trombosit rendah, sudah dilakukan tranfsusi darah, tranfusi albumin, dan antibiotik,\" urainya. Diketahui, penyakit langka yang dideritanya menyebabkan pipi Nabila terkelupas. Sekretaris Desa Agungbatin Iwan Trisnanto  mengatakan, penyakit yang dialami anak pasangan Muhammad Mubin (39) dan Siti Muslimah (33) itu diketahui Mei silam. Awalnya Nabila hanya mengalami gatal-gatal biasa di wajahnya dan sudah dibawa ke rumah sakit di Tulangbawang. Namun lama kelamaan rasa gatal kian menjadi, hingga membuat wajah Nabila memerah. Bahkan terkelupas. Ia kemudian dirujuk ke rumah sakit di Bandarlampung. ”Awal mulanya, orang tua Nabila menganggap itu gatal biasa.  Tapi kok lama-lama tambah gatal hingga membuat orang tuanya bingung. Sebab setelah menderita kelainan tersebut, Nabila selalu menangis, mungkin karena merasa kesakitan,” kata Iwan. Ketiadaan biaya membuat orang tua Nabila tidak bisa berbuat banyak.  Bantuan dari dermawan sangat dibutuhkana untuk membantu bocah itu. (mel/ais)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: