Iklan Bos Aca Header Detail

Udang Vaname Dominasi Produksi Perikanan Lampung

Udang Vaname Dominasi Produksi Perikanan Lampung

RADARLAMPUNG.CO.ID - Produksi perikanan nyatanya tak mengalami penurunan permintaan meski pandemi Covid-19 menggempur berbagai sektor. Ya, produksi pangan memang masih terus dibutuhkan saat ini. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Liza Derni mengatakan, produksi di Lampung sampai saat ini masih didominasi hampir seluruh sektor perikanan baik perikanan tawar maupun laut. Produksi tertinggi masih didominasi udang vanamei, kemudian juga beberapa ikan air tawar yang juga di produksi di Lampung. Untuk itu, pengelolaan produk perikanan dari hulu ke hilir diharapkan bisa maksimal dengan memanfaatkan seluruh olahan ikan hingga ke limbah. \"Kita dorong pengelolaan ikan, tidak hanya untuk peningkatan konsumsi ikan dengan produk yang lebih gampang di konsumsi, juga meningkatkan produksi olahan perikanan seperti kerupuk ikan, abon ikan Itu juga harus bersertifikat, seperti BPOM, ISO, karena pandemi saat ini makanan tidak menurun permintaan nya. Nah bagaimana caranya meningkatkan produksi. Pengelolaan juga kita maksimal kan hingga hasil limbah, sehingga tidak tersisa,\" beber Liza. Menurutnya, produksi pengelolaan hasil perikanan di Lampung juga mulai dilirik. Tidak hanya pasar domestik namun hingga tingkat ekspor. Contohnya saja abon ikan, Liza menyebut Arab Saudi menjadi salah satu negara tujuan ekspor. Kemudian juga ada daging rajungan yang juga banyak diminati di daerah Asia. Potensi ini nyatanya harus dimanfaatkan UKM (Usaha Kecil dan Mikro), sebab, saat ini pelaku UKM belum banyak memanfaatkan target pasar. Terlebih, kendala teknis di lapangan juga didapat seperti minimnya petugas teknis perikanan dalam membantu UKM berinovasi ini. \"Saat pandemi kan mau tidak mau kita terpaksa membiasakan diri untuk melaksanakan pekerjaan dari rumah, bahkan teknologi dalam telefon seluler pun bisa dimanfaatkan. Namun banyak UKM yang justru masih belum mau memanfaatkan itu,\" jelasnya. Bukan tanpa alasan, pelaku usaha menyebut bahwa berbagai persyaratan yang harus dilalui untuk menuju pasar ekspor memang membuat mereka akhirnya memilih berada di industri rumahan. Padahal, pasar sudah jelas terbuka pada produk berbagai olahan perikanan. \"Bahkan setiap tahun berbagai bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pasti ada, bahkan banyak sekali bantuan yang diperuntukkan untuk produk hasil olahan perikanan. Tapi memang kendalanya saat ini dinas kabupaten kekurangan SDM. Jadi, banyak bukan orang teknis perikanan jadi kurang menguasai. Tapi kami terus kami dorong untuk juga memajukan program gubernur,\" jelasnya. Untuk distribusi sendiri, Liza mengatakan sampai saat ini tidak terkendala. Meskipun ada pembatasan kendaraan dan lainnya. \"Ikan untuk di Lampung kita tidak kesulitan pemasaran, paling terkendala yang keluar Lampung namun mobil pengangkut tetap sudah ditulis sehingga pengangkut ikan ke luar provinsi tidak terpengaruh,\" tandasnya. (Rma/yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: