Mengenal Lebih Dekat Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Heri Oktavian

Mengenal Lebih Dekat Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Heri Oktavian

Asa besar masih ada di diri Muharleni (76) --ibunda Komandan KRI Nanggala-402 Letnan Kolonel (Letkol) (P) Heri Oktavian. Yakni berharap kabar baik bahwa anak bungsunya itu bisa pulang dengan selamat. Laporan Anggri Sastriadi/RADARLAMPUNG.CO.ID SIANG ini (25/4), kediaman kakak dari Letnan Kolonel (Letkol) (P) Heri Oktavian: Chandra Yunita tampak ramai dikunjungi sanak keluarga. Tentunya untuk memberi dukungan moril kepada ibunda Letkol Heri: Muharleni, dan keluarga. Radarlampung.co.id, berkesempatan berkunjung ke kediaman kakak dari Letkol Heri tersebut, di Komplek Pemuka, Jl. Turunan Pemuka, Rajabasa, Bandarlampung. Rumah bercat putih yang didiami Yunita itu tak begitu besar: sekira tipe 70. Di depannya terbentang pagar besi dua pintu. Setibanya di kediaman Yunita, radarlampung.co.id disambut hangat dan dipersilahkan untuk masuk. Ketika masuk, nampak Muharleni ibunda Letkol Heri tampak duduk di sofa panjang --kira-kira cukup untuk duduk tiga orang. Nampak raut mata Muharleni berkaca-kaca. Seolah berharap besar atas kabar dari anak bungsunya (Heri Oktavian). \"Rencananya memang saya mau ke Surabaya. Tapi masih menunggu kabar dulu dari berita,\" kata wanita yang kini sudah menginjak usia 76 tahun itu. Muharleni mengaku syok awal mendengar kabar anaknya hilang kontak. \"Terakhir komunikasi memang saat dapat video larangan mudik. Langsung saya kirim ke dia. Supaya enggak mudik dulu. Terus dia jawab mau berlayar. Biasanya kalau sudah menyelam enggak bisa komunikasi,\" katanya. Tak banyak yang bisa digali dari Muharleni mengenai anaknya tersebut. Namun dirinya berharap mendapat kabar baik anak bungsunya itu bisa pulang dengan selamat. \"Intinya selalu berdoa agar anak saya itu bisa pulang dengan selamat dan kumpul lagi,\" kata dia. Menurutnya, mendengar kabar anaknya tersebut hilang kontak pada Rabu (21/4) kemarin, dirinya berniat ingin langsung ke Surabaya. \"Tapi Tuhan berkehendak lain. Sementara ini kami masih menunggu kabar pasti dulu. Baru nanti kami ke sana (Surabaya),\" jelasnya. Sementara itu, Yunita menjelaskan Letkol Heri merupakan lulusan Akabri angkatan 48. Dari tugas memang sudah tinggal di Surabaya. \"Tepatnya di Komplek TNI di Kenjeran,\" katanya. Letkol Heri baru setengah tahun ini diangkat sebagai Komandan KRI Nanggala-402. \"Dia diangkat sebagai komandan setelah lulus dari Sesko di Jerman. Sekitar dua tahun lalu. Kalau enggak salah tahun 2019. Sebelum pegang komandan, dia ini sebagai Kepala Sekolah Kapal Selam,\" jelasnya. Selama beberapa tahun ini Letkol Heri kerap sekolah dan pendidikan Survival di Australia. \"Memang dia ini sering ditugaskan di luar terus. Kalau enggak di Surabaya atau di Jakarta. Pun pernah ke Jepang,\" ucapnya. Menurut Yunita, adiknya itu memang orang yang sangat teliti. Apabila pulang ke Lampung, semua peralatan untuk anaknya saja sangat diperhatikan olehnya. \"Sampai tempat makan anaknya saja dia sangat teliti,\" kata dia. Yunita menjelaskan sedikit terkait profil Letkol Heri, bahwa memang adiknya itu anak bungsu dari empat bersaudara. \"Saya yang tua. Kakaknya yang kedua sudah meninggal dunia. Kalau nomor tiga ada di Jakarta,\" ungkap dia. Dirinya pun menambahkan apabila keluarganya sudah lama di Metro. Semenjak tahun 1995. \"Aslinya kami dari Baturaja, Sumatera Selatan (Sumsel). Bapak memang seorang anggota Polri lulus di Lahat. Usai lulus pindah ke Aceh. Lalu pindah lagi ke Pangkal Pinang, Bangka Belitung, dan terakhir di Lampung sebagai Wakapolres Lampung Timur,\" jelasnya. Dulu sebelum pindah ke Lampung, Letkol Heri memang berpindah sekolah ke Yogyakarta. \"Waktu itu dimasukan ke Muhammadiyah. Biar enggak pindah-pindah lagi. Setelah lulus di sana dia daftar TNI AL,\" ungkapnya. Atas peristiwa ini, dirinya berharap adiknya tersebut bisa pulang dengan selamat. \"Ya kami berharap dari keluarga apapun itu (kabarnya). Kami minta doanya agar semua kru pulang dengan selamat,\" pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: