Iklan Bos Aca Header Detail

Menteri PUPR Tenggat Perbaikan JTTS Sebelum Lebaran

Menteri PUPR Tenggat Perbaikan JTTS Sebelum Lebaran

RADARLAMPUNG.CO.ID-Pasca kunjungan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ke Jalan Tol Trans Sumatera ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung di Provinsi Lampung dan sebagian ruas Kayu Agung - Palembang - Betung (Kapalbetung) di Sumatera Selatan, Jumat (21/1) lalu. Sejumlah hal masih menjadi pekerjaan PT Hutama Karya (HK) selaku pengelola jalan tol. Dalam kesempatan itu, Menteri Basuki menginstruksikan kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) selaku pengelola Jalan Tol untuk fokus pada perbaikan jalan tol yang mengalami kerusakan agar standar pelayanan minimal (SPM) Jalan Tol dapat dipenuhi guna menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna Jalan Tol. \"Saya minta perbaikan permanen bisa tuntas pada akhir April 2022 nanti. Saya mengingatkan kembali bahwa SPM wajib dipenuhi karena masyarakat sudah membayar tarif tol dan harus mendapatkan layanan yang baik,\" kata Menteri Basuki dalam keterangan pers yang diterima Senin (24/1). Menteri Basuki juga meminta kepada BUJT PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Toll Road untuk secara cepat memperbaiki dan menutup lubang/retakan yang ada di ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung dan ruas Kayu Agung - Palembang - Betung. Beberapa segmen jalan harus dilakukan rekondisi dan rekonstruksi, termasuk levelling oprit jembatan yang mengalami penurunan karena berada pada tanah-tanah lunak atau rawa. Menteri Basuki juga menaruh perhatian pada beton pembatas jalan tol yang retak atau turun. Saat ini tengah dilakukan penanganan oleh BUJT, antara lain dengan perbaikan lapisan perkerasan baru, dicor kembali dengan beton fast setting, lapisan perkerasan dihampar menggunakan asphalt finisher dan dipadatkan, dan lapisan AC-WC baru dihampar dengan asphalt finisher dan dipadatkan. Ruas Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung - hingga Kramasan - Palembang sepanjang 360 km merupakan lanjutan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang sudah beroperasi sejak Maret 2019 lalu. Pembangunan tol ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antara Provinsi Lampung dengan Provinsi Sumatera Selatan dan dari Pelabuhan Bakauheni sebagai pintu masuk Pulau Sumatera ke wilayah timur Sumatera. Dalam tinjauannya tersebut, Menteri Basuki juga meminta kepada BUJT pengelola rest area KM 234 A untuk memperbanyak penghijauan dengan pohon berukuran besar. Penanaman pohon di rest area selain bertujuan untuk memperindah lingkungan dan lansekap kawasan, juga bertujuan untuk membuat rest area lebih rindang dan bisa dinikmati oleh semua masyarakat. Merespon hal ini, Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro mengatakan PT HK terus melakukan perbaikan. Termasuk dalam menyelesaikan perbaikan sejumlah titik di ruas Terpeka dan Bakter. \"Hutama Karya berkomitmen untuk dapat menyelesaikan target perbaikan yang disampaikan langsung oleh Menteri PUPR dalam kunjungan, tentu untuk memberikan pelayanan yang optimal,\" ungkap Koenjtoro. Dirinya mengatakan saat melintas ini kondisi Tol Bakter dan Tol Terpeka sudah cukup baik dengan minimnya lubang yang ditemui. Hal ini karena dari sisi pemeliharaan dan perbaikan secara rutin telah di lakukan dengan teknis perbaikan dan periode yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan perbaikannya. \"Biasanya pengaspalan dilakukan apabila terjadi pothole atau lubang karena perbaikan ini cenderung lebih cepat pengerjaannya. Perbaikan menggunakan aspal dengan alat Cold Milling Machine (CMM) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perbaikan biasa,” ujar Koentjoro. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa untuk kerusakan perkerasan jalan yang cukup dalam diperlukan perbaikan dengan SFO (Scrapping, Filling dan Overlay). Perusahaan juga melakukan perbaikan rekonstruksi beton rigid pada kondisi jalan yang kerusakan perkerasannya cukup parah. Perbaikan jalan ini menjadi salah fokus perusahaan dalam peningkatan SPM dan juga fokus perusahaan. “JTTS memiliki karakteristik jalan yang cukup berbeda dengan kondisi tanah yang berbeda-beda pula sehingga diperlukan metode teknik perbaikan yang sesuai dengan masing-masing kondisi tanah tersebut. Karena JTTS dibangun di wilayah yang cukup unik, ada yang di atas rawa bahkan lahan gambut, sehingga perlu penanganan ekstra dalam pemeliharaan jalannya, agar lebih maksimal dan sesuai dengan perkerasan awal,” imbuhnya. Koentjoro juga menambahkan bahwa saat ini JTTS juga masih dalam tahap pemeliharaan dan belum dilakukan Final Hand Over (FHO) sehingga untuk proses perbaikannya masih dilakukan oleh main kontraktor yang membangun. Namun, untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna jalan tol, maka beberapa perbaikan yang dilakukan telah dilaksanakan oleh PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) agar kerusakan dapat lebih cepat diperbaiki. (rma/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: