Mesin Petokong Jadikan Bibit Singkong Seragam Dengan Hasil Melimpah

Mesin Petokong Jadikan Bibit Singkong Seragam Dengan Hasil Melimpah

Oleh: Dr. Ir. Sandi Asmara, M.Si. Dr. Ir. Sapto Kuncoro, M.Si. Dr. R.A.Diana Widyastuti, S.P.,. M.Si. (*Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung)   RADARLAMPUNG.CO.ID-Provinsi Lampung adalah penghasil singkong terbesar di Indonesia. Desa Sukobinangun merupakan salah satu desa pembudidaya singkong di Kabupaten Lampung Tengah. Seperti halnya desa-desa lainnya di Lampung, permasalahan ketersediaan bibit yang tepat waktu dengan kualitas baik (tidak pecah ujung, seragam, berdaya tumbuh di atas 90%) masih menjadi masalah di masyarakat. Dengan kapasitas tanam rata-rata 15.000 bibit/hektare dibutuhkan waktu lama untuk menyediakannya karena masih dibuat dengan menggunakan golok/gergaji. Selain tidak seragam, bibit yang dihasilkan juga mengalami pecah ujung serta proses tanam sulam mencapai 20%. Jika harus membeli bibit membutuhkan biaya hingga Rp2.250.000/hektare. Karenanya, keberadaan mesin petokong (pemotong bibit singkong) hasil penelitian jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung (Unila) bisa menjadi solusi permasalahan yang ada. Mesin petokong merupakan hasil karya penelitian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Mesin ini dirancang awal tahun 2018 dengan bentuk “One Block Cutter” dimana pemotongan bibit singkong pengumpanannya dilakukan pada satu meja potong. Kapasitas kerja pemotongan bibit singkong mesin tipe ini 5.000 bibit/jam. Pada tahun 2019, tipe ini dikembangkan menjadi tipe “Double Block Cutter”, selain mampu menghasilkan 15.000-20.000 bibit/jam, bibit yang dihasilkan seragam, tidak terjadi pecah ujung dan berdaya tumbuh tinggi. Kapasitas kerja yang tinggi ini bisa menjadi solusi masalah penyediaan bibit singkong yang cepat dan berkualitas. Kemudahan juga memberi peluang komersialisasi bibit singkong di masyarakat sehingga bisa menjadi sumber pendapatan lain yang sangat menarik. Keunggulan dari pengabdian Unila ini meningkatkan produksi bibit singkong yang tepat waktu dan berkualitas serta terjangkau di masyarakat. Selain bisa menjadi peluang usaha lain yang menguntungkan dalam penyediaan bibit singkong. Hal ini dikarenakan mesin petokong double cutter ini mampu memproduksi bibit singkong sebanyak 15.000-20.000 bibit/jam. Kemampuan ini menjadi keunggulan mesin ini dalam upaya penyediaan bibit secara cepat dan tepat waktu. Manfaat mesin ini menjadi solusi di masyarakat dalam upaya penyediaan bibit singkong yang tepat waktu, seragam, berdaya tumbuh tinggi dan terjangkau. Saat ini, teknologi petokong ini sedang disusun, dikonsultasikan, dan sedang diperbaiki draf patennya setelah diperiksa Dirjen Haki Kemenkumham pada tahun 2021 yang lalu. Pengajuan untuk diterbitkan di jurnal JTep Unila (Sinta 2) sedang diajukan dengan judul “Rancang Bangun dan Uji Kinerja Mesin Pemotong Bibit Singkong (PETOKONG) Tipe Double Cutter”. Sedangkan penerapannya di masyarakat sudah dilaksanakan praktik penanaman bibit singkong hasil kinerja alat petokong beberapa kali dengan hasil cukup menjanjikan. Hal ini ditunjukkan dengan dihasilkannya sistem perakaran (calon umbi singkong) yang lebih banyak dibanding dengan sistem perakaran yang dihasilkan oleh bibit yang dibuat menggunakan golok/gergaji. (rim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: