Minyak Goreng di Mesuji Alami Kenaikan

Minyak Goreng di Mesuji Alami Kenaikan

RADARLAMPUNG.CO.ID - Minyak goreng disejumlah toko sembako di Kabupaten Mesuji alami kenaikan.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, UMK, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Mesuji, Eka Apriyanto mengatakan, faktor yang mempengaruhi kenaikan harga minyak goreng, karena harga Crude Palm Oil (CPO) dunia naik mencapai 44 persen dari harga normal.

\"Kemudian memang industri kelapa sawit di Indonesia sendirikan bukan industri dari hulu ke hilir. Artinya industrinya tidak menanam sawit sendiri dan tidak mengolah CPO sendiri,\" ujarnya pada radarlampung.co.id Senin (6/12)

Akan tetapi, ungkap Eka, lebih kepada membeli CPO untuk diubah menjadi minyak goreng. Faktor lainnya, yaitu produksi hasil sawit yang menurun. Sebab, ada masa hasil buah yang diperoleh dari tumbuhan sawit kurang produktif.

\"Nah untuk awal November, Desember sampai dengan Januari produktivitas buah sawit mulai turun nanti mulai lagi naik atau produktif di April,\" terangnya.

Eka menjelaskan, untuk kenaikan harga minyak goreng sendiri, telah terjadi sejak November 2021. Sampai saat ini pihaknya terus memantau perkembangan dari Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdangangan Dalam Negeri.

\"Saat ini Kementerian Perdagangan sedang menggandeng asosiasi dan produsen minyak goreng sawit untuk menjaga pasokan minyak goreng dengan harga terjangkau,\" jelasnya.

Pantuan radarlampung.co.id di lapangan Harga minyak goreng di sejumlah toko dan warung di Kabupaten Mesuji mengalami kenaikan.

Salah satu pemilik toko di Pasar Brabasan Inda (30) mengatakan harga Minyak goreng saat ini memang mengalami kenaikan, dan sudah tiga minggu harga minyak tersebut mengalami kenaikan.

\"Jadi saat ini saya menjual Minyak goreng satu dusnya Rp 200 ribu, dengan kapasitas 10,8 liter. Jadi per 1,8 liter nya dijual Rp 34 ribu,\" ujarnya.

Selanjutnya, kata Ismi, kenaikan harga tersebut mulai dari Rp 7 ribu, Rp 8 ribu dan hingga saat ini mencapai Rp 10 ribu.

Senada dengan Inda salah satu ibu rumah tangga di Desa Brabasan, Kecamatan Tanjung Raya, Ami (28) mengatakan, naik harga minyak goreng ini, harus memutar otak untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

\"Soalnyakan kalau untuk masak, semua masakan harus pakai minyak. Jadi harus irit irit,\" paparnya. (muk/yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: