Iklan Bos Aca Header Detail

Buruh Migran Asal Metro Hilang Kontak Tak Terdata di Disnakertrans

Buruh Migran Asal Metro Hilang Kontak Tak Terdata di Disnakertrans

radarlampung.co.id- Juriah (29), buruh migran asal Kota Metro hilang kontak di  Abu Dhabi Uni Emirat Arab sejak 13 maret lalu. Dikonfirmasi terkait hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Metro angkat bicara. Pihak Disnakertrans Metro justru menyatakan Juriah tidak terdata di kantor Disnakertrans Metro. Kepala Disnakertrans Kota Metro Rakhmat Zainuddin melalui Kabid Ketenagakerjaan Aprizal menjelaskan, setelah dicek oleh staf Disnakertrans, buruh migran tersebut tidak terdaftar di kantor Disnakertrans Kota Metro. \"Semua TKI asal Kota Metro yang resmi, pasti terdaftar di kantor Disnakertrans untuk mendapatkan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN), dan rekomendasi, jika yang bersangkitan memang warga Metro. Setelah kita cek, ternyata atas nama Juriah tidak terdaftar di kami. Artinya, dia berangkat tanpa rekomendasi dari kami,\" kata Aprizal, Rabu (27/3). Aprizal menuturkan, pihaknya siap memfasilitasi keluarga Juriah untuk mengetahui keberadaannya melalui Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI Provinsi Lampung. \"Keluarganya sebaiknya bisa langsung datang ke kantor BP3 TKI Provinsi Lampung yang berada di Bandarlampung dengan membawa identitas diri, lalu surat-surat, dan informasi lainnya. Atau bisa ke kami. Intinya, kami siap memfasilitasi untuk mencari informasi ke BP3 TKI, nanti bisa direkomendasikan untuk diteruskan ke KBRI,\" jelasnya. Ia menambahkan, sejak tahun 2012, TKI Kota Metro tidak ada lagi yang berangkat menuju ke Arab Saudi. Menurut catatan Disnakertrans, ada lima negara yang menjadi tujuan bekerja para buruh migran asal Kota Metro. Yakni Brunei Darussalam, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Diberitakan sebelumnya, putri pasangan suami istri Jamiun (61) dan Ibu Kenni (51) ini hilang kontak dengan Juriah (29), putri mereka yang merantau ke Abu Dhabi Uni Emirat Arab. Menurut Kenni, Ibu Juriah saat ditemui di kediamannya, Selasa (26/3) anaknya mengaku mendapat kekerasan dari pihak agen di penampungan. “Sejak tanggal 13 itu sudah tidak bisa dihubungi. Tadinya sms ke adiknya, dek, teteh sekarang kembali kekantor, teteh mendapat kekerasan di kantor. Teteh ditempeleng, dipukul,” katanya sambil meniru pesan dari Juriah. Kemudian Juriah sempat menelpon keluarganya. Dan dari sambungan telepon Juriah mengaku akan dikembalikan ke kantor tempat penampungannya selama di Abu Dhabi. “Terus yang terakhir ngebel, dia itu ngomong gini Bu minta doanya sama bapak dan ibu. Saya diambil sama majikan lagi, tapi nanti sore dikembalikan lagi ke kantor (Agen). Tapi orang kantor ancamannya kalau kamu balik lagi ke kantor ini, kepala jadi di bawah kaki di atas. Setelah itu sudah tidak ada kabar lagi sampai sekarang,” jelasnya. Juriah sendiri, lanjut Kenni, tidak menceritakan secara pasti mengapa dirinya diancam dan mengaku dipukul. Juriah menurut Kenni sudah 9 bulan menjadi buruh migran. Sementara pihak agen yang memberangkatkan dari Indonesia, sampai saat ini tidak bisa dihubungi. Kenni mengaku, dirinya tidak tahu untuk meminta bantuan kepada siapa-siapa. “Ibu mah orang tua, gak ngerti mau minta bantuan kepada siapa-siapa, ibu nggak ngerti,” lirihnya. Ia hanya berharap agar sang anak bisa kembali pulang ke pangkuannya. Sementara untuk pulang, Juriah harus membayar uang sebesar Rp50 juta kepada pihak agen. “Kalau kamu mau pulang bayar denda 50 juta. Anak saya ngomong gitu, tolong bu carikan duit Rp50 juta biar saya ini pulang. Badan saya kurus dipukulin terus,” katanya dengan nada lirih. Juriah terakhir berkomunikasi dengan pihak keluarga, harus menggunakan HP milik teman-teman kerjanya. Sebab kemungkinan HP milik Juriah, kata kenni, disita oleh pihak agen. Sebelum bekerja di Abu Dhabi, Juriah yang meninggalkan dua anak masing-masing 7 dan 9 Tahun pernah bekerja di Bahrain selama 5 tahun. Kenni bercerita, bahwa sang anak sudah ditinggal sang suami sejak putri bungsu mereka lahir 8 tahun lalu. ”Dia dulu di Bahrain 5 Tahun gak ada apa-apa, gak ada kekerasan. Ini di Abu Dhabi yang mengalami kekerasan,” katanya. (rur/wdi)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: