Busyet, Pemotongan Insentif Tak Hanya bagi Kader PPKBD Pahoman

Busyet, Pemotongan Insentif Tak Hanya bagi Kader PPKBD Pahoman

radarlampung.co.id - Pemotongan insetif rupaya tidak hanya terjadi pada kader Sub Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah (PPKBD) Kelurahan Pahoman. Namun juga terjadi pada kader Sub Sub Bina Keluarga Balita (BKB), Posyandu dan Puskeskel.

Pemotongan tersebut terungkap, setelah dilakukan penelusuran kepada beberapa sumber Radarlampung.co.id lainnya yang mengaku selaku kader Sub PPKBD mengalami pemotongan Rp230 ribu dari Rp600 ribu.

\"Kami kaget dong waktu pembagian (22 Agustus 2019), begitu saya tanda tangannya Rp600 ribu, kok tiba-tiba saya hitung cuma Rp370 ribu, wajar dong kalau saya nanya. Saya bekerja capek, kadang dimarahi orang,\" katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (21/9).

Selain itu, salah satu kader sub BKB Pahoman mengungkapkan, dirinya juga mengalami pemotongan sebesar Rp350 ribu. Pemotongan atas insentif Rp600 ribu per semester.

\"Kalau saya sub BKB waktu itu menerima gaji cuma Rp250 ribu, dipotong Rp350 ribu. Saya tanya dong. Kok saya dapatnya segini. Kata dia buat beli baju terus bayar pajak sama uang kas, loh kok engga musyawarah dulu, terus dia langsung marah kan sudah saya bilangin buat beli seragam, beli buku, emang kita bukunya dari mana kalau engga beli sendiri,\" jelasnya.

Sedangkan, kader Posyandu mengungkapkan dirinya juga mengalami pemotongan. Di mana,  saat pembagian pada 28 Agustus 2019 meneima sebesar Rp1.240.000 padahal aslinya yang diaketahui sebesar Rp1.350.000.

\"Gaji itu besarannya Rp1.350.000, katanya mau dipotong Rp50 ribu tapi nyatanya saya terima Rp1.240.000. Jadi potongannya sebesar Rp110 ribu. (Pihak kelurahan) engga ini (tidak memberikan keterangan), makanya kok gedek amat potongannya,\" terangnya.

Dirinya mengatakan, pemotongan untuk kader Posyandu sudah terjadi selama ia menjadi kader, tetapi besarannya hanya Rp50 ribu untuk kali ini (Semester I-2019) dipotong sebesar Rp110 ribu.

Kemudia yang diketahui, Kader Puskeskel yang insentifnya sebesar Rp1.350.000  dipotong Rp75 ribu-Rp110 ribu. \"Tapi cuma satu orang aja yang dipotong Rp110 ribu,\" ungkap sumber tersebut.

Terkait hal tersebut, sumber menyebutkan seluruh dana dikoordinir oleh dua orang Kader Sub PPKBD Pahoman yakni Yenni Bastian dan Era Wati. Berdasarkan konfirmasi keduanya membahtah keterangan tersebut. Menurut Yenni potongan-potongan tersebut adalah dan penyisihan untuk kebutuhan organisasi.

\"Itu bukan potongan. Kita kan ada kegiatan, masak semuanya saya yang nanggung, itu buat organisasi. Sudah saya jelaskan ke mereka. Semisalnya, saya keliling minta tanda tangan, masak bolah balik ke dinas, cuma dikasih Rp50 ribu loh buat tranport kami berdua,\" katanya.

Menurutnya, dana tersebut sepenuhnya untuk kepentingan oranisasi seperti dana kas, transportasi, perkumpulan, seragam, buku dan sebagainya. \"Selama ini kader-kader disini vakum, engga ada buku sama sekali. Saya malu. Saya ingin membuat mereka maju. Ini dana oleh dan untuk kita, untuk kekompakan,\" terangnya.

Meskipun demikian, Yenni dan Wati tidak membantah adanya potongan tersebut yang mereka sebut sebagai dana penyisihan yang digunakan untuk kebutuhan organisasi. Namun, mereka juga mengungkapkan bahwa tidak tercatat dalam pembukuan.

Diketahui, menurut keterangan sumber jumlah Kader Sub PPKBD berjumlah 33 orang, Sub BKB sebanyak 13 orang, Posyandu sebanyak 15 orang, dan Puskeskel sebanyak 5 orang. (apr/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: