Waduh! Asyik Main, Bocah 1,5 Tahun Kecemplung ke Rebusan Gula Merah
Radarlampung.co.id - Fadila Salma, gadis kecil berumur 1,8 bulan warga Desa Sidomekar, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, yang tercemplung di wajan rebusan gula merah, sampai saat ini keadaannya masih dalam perawatan Intensi di ruang ICU RUSUAM. Keadaannya masih memprihatinkan dimana, sekujur tubuh korban mengalami luka bakar, saat ini masih tergolek lemah di ruang ICU RSUDAM setelah melakukan oprasi penutupan luliy dan pemasangan selang, pada Jumat (12/10). Dolimin (70) kakek Fadilah, menuturkan cucunya masuk ke RSUDAM pada Rabu (10/10). \"Ya kejadian hari Rabu kemarin, setelah kejadian langsung dilarikan ke puskemas, tapi gak sanggup lalu dibawa ke RSUDAM,\" ungkapnya di ruang tunggu IGD. Dengan mata berkaca-kaca, Dolimin mengaku sangat kaget dengan musibah yang menimpa cucunya tersebut. \"Namanya musibah, saya juga baru dikabarin kemarin, itu pun dari facebook, memang mantu saya cuman nderes (penyadap) kelapa dan buat gula merah pekerjaannya,\" terangnya. Ia sendri tinggal di Telukbetung Timur, sehingga dia tahu menahu soal kejadian pasti yang menimpa cucunya. \"Saya gak tahu, tapi cucu saya ini main dengan kakak tertuanya dan tiba-tiba saja nyemplung ke kuali, posisi kuali memang agak rendah,\" ungkapnya. Saat ditanya kondisi terakhir cucunya pasca operasi, Dolimin hanya geleng-geleng kepala dan tidak bisa berbicara lebih banyak, sehingga hanya basrah menyerahkan pada yang diatas. \"Semoga mendapat petunjuk dan tuhan memberi kesembuhan,\" harapnya. Dolimin mengajak melihat kondisi cucunya tersebut, dari balik kaca terlihat kondisi Fadila yang memprihatinkan. Fadila nampak lemas diatas ranjang perawatan pasca operasi, nampak mesin ECG (pemantau aktifitas jantung) terus berjalan membaca detak jantungnya. Seluruh tubuh Fadila dibungkus perban putih hingga tersisa bagian mata mulut dan rambut. \"Beginilah keadaannya, sekujur tubuh melepuh tersisa rambut diatas, kalau kembali seperti semula allahu alam, yang penting sehat lagi,\" ucapnya. Dolimin pun mengaku saat ini anaknya sedang kesulitan untuk menutupi biaya perawatan cucunya tersebut, lantaran cucunya tersebut tidak memiliki asuransi kesehatan satu pun. \"Namanya juga orang desa, kerjanya deres (penyadap,Red), gak kepikiran, sekarang sedang diusahakan, siang tadi bapaknya buat BPJS, bisa tembus atau tidak belum tahu,\" ujarnya. Sementara Ida Farida (37) ibu dari Fadilah Salma, masih tidak habis piker dengan kejadian yang menimpa anaknya dan dirinya merasa sangat menyesal. \"Kalau waktu bisa mundur saya mau mengulangnya, agar anak saya gak seperti ini,\" ungkap ujarnya sembali menahan tangis. Ia sempat mengelak untuk menceritakan kejadian yang menimpa anaknya tersebut, karena sangat terpukul dan selalu terbayang dengan kejadian yang menimpa anaknya tersebut. \"Haduh gak bisa ngebayangi saya,\" ucapnya. Namun akhirnya Ida pun mau berbicara, menurutnya saat kejadian, ia masih melakukan aktifitas biasa, yakni sedang mencetak gula merah. Sementara suaminya Samhudi sedang merumput. \"Saat itu, Fadilah bermain sama kakak tertua si Kia (6), dirumah, ya namanya anak baru bisa jalan ya lari-lari,\" sebutnya. Namun entah bagaimana, tiba-tiba Ida mendengar suara jeritan anaknya yang terakhir.\"Saya lagi nyetak gula, posisi membelakangi kuali, langsung saya tengok, anak saya sudah didalam kuali,\" ucapnya. Ida pun mengakui posisi kualinya berada dibawah dan dekat dengan ujung ubin rumahnya yang terbuat dari kayu. Rumahnya pun setengah panggung, sehingga jika jatuh dari lantai rumah langsung masuk ke tungku. \"Begitu tahu langsung saya angkat, posisi badannya kan kecil, jadi hanya ada rambut, langsung saya ambil, angkat dan saya peluk lalu saya cebur ke kolam sebelah bareng-bareng,\" sebutnya. Ida sempat berteriak meminta pertolongan lantaran posisi rumahnya yang terletak dipinggir kebun. Setelah beberapa menit tetangga dan suaminya datang, lalu tanpa pikir panjang membawa anaknya untuk ke klinik. \"Kulitnya sudah ngelupas, tinggal kulit dalam, awalnya saya bawa ke bidan, gak sanggup, saya bawa ke Puskesmas Karya Tunggal, gak sanggup juga, dibawa ke Tjokrodipo, disitu gak sanggup juga, akhirnya bisa di RSUDAM jam setengah dua,\" ungkapnya.. Ia mengaku hanya menggunakan sepeda motor saat membawa anaknya tersebut, dan saat akan hendak dirujuk ke Bandarlampung baru menggunakan mobil pinjaman. \"Dia waktu diangkat jerit-jerit nangis sesenggukan, tapi lama-lama tenang, ya namanaya anak kecil, tapi memang kelamaan dijalan, kan berjauhan namanya dipelosok,\" terangnya. (pip/apr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: