Iklan Bos Aca Header Detail

Wagub Lampung Bakal Buka Festival Bambu Internasional Tubaba

Wagub Lampung Bakal Buka Festival Bambu Internasional Tubaba

RADARLAMPUNG.CO.ID-Tubaba International Bamboo Festival (TIBF) merupakan gelaran yang menjadikan bambu sebagai pokok bahasan rencananya dibuka Wakil Gubernur Lampung, Hj. Chusnunia Halim, Jumat (6/11) di Kota Budaya, Uluan Nughik, Tubaba, Lampung. Bupati Tubaba, Umar Ahmad mengatakan, Tubaba International Bamboo Festival (TIBF) merupakan upaya konkret pendistribusikan pengetahuan bambu dengan spektrum yang luas meliputi arsitektur, seni kriya, seni pertunjukan, kuliner dan pengetahuan tradisional. Festival ini memiliki sejumlah agenda. Diantaranya penerbitan buku, pameran, workshop, seni pertunjukan, penanaman pohon bambu dan permainan rakyat. Kegiatan yang sangat bergengsi inj diselenggarakan oleh Sekolah Seni Tubaba dengan dukungan dari Kemendikbud, Pemda Tubaba. \"Festival ini dikuratori oleh Gede Kresna\" kata Umar, kepada radarlampung.co.id. Selain itu, juga akan ada penerbitan buku “Menjaga Bambu Nusantara dari Tubaba”ditulis oleh 13 pegiat bambu dari berbagai latar belakang: akademisi, arsitek, pelaku industri bambu, pegiat kriya dan seniman pertunjukan. 13 penulis buku adalah: Prof. Elizabeth Wijaya (akademisi), Muqodas Syuhada (arsitek), Undagi Jatnika Nagamiharja (praktisi), Eko Prawoto (arsitek), Singgih Susilo Kartono (praktisi),Gede Kresna (arsitek), Lawe Samagaha (seni pertunjukan) , Studio Dapur (kriya) dan Putra Dharmalko Tumangke Maxy (arsitek) dan Gede Kresna. Dilanjutkan Umar, penerbitan buku tersebut diharapkan dapat berkontribusi bagi literasi bambu di Indonesia. Produk-produk kriya bambu tradisional yang hidup di dalam kebudayaan sungai di kampung-kampung tua di Tubaba menjadi bagian penting dalam festival ini. Bubu-bubu bambu yang merupakan salah satu capaian pengengershuan yang sudah pada level kebijaksanaan yang tinggi dengan pendekatan teknologi traditional yang arif, dan saat ini telah menjadi ekosistem bambu yang membantu modus ekonomi warga, dengan teknologi tradisional tersebut pula pencarian ikan di sungai tidak semata kegiatan ekstraktif biasa. Pada kesempatan kali ini Bubu diperlakukan sebagai karya instalasi utama festival. Pengetahuan warga kampung-kampung tua akan didistribusikan secara luas pada bagian acara workshop “Membuat Bubu”.  Workshop kriya tradisional tersebut dilengkapi dengan workshop “Membuat Keranjang Botol” oleh artisan Rumah  Intaran. Sementara Pengalaman Rasa akan menggelar workshop “Kuliner Bambu.” Sedangkan, arsitek Effan Adhiwira akan berbagi workshop membuat instalasi bambu dan arsitek Eko Prawoto akan merespon bubu-bubu berukuran besar sebagai karya instalasinya. Workshop lain yang juga sangat penting adalah workshop membuat instrumen musik Q-thik oleh Lawe Samagaha, instrumen musik Q-thik merupakan instrumen musik “tradisonal baru” yang telah menjadi bagian penting dalam program kebudayaan Tubaba. (fei/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: