Warga Perum BKP Keluhkan Aliran Air PDAM Wayrilau

Warga Perum BKP Keluhkan Aliran Air PDAM Wayrilau

radarlampung.co.id - Warga Perum Bukit Kemiling Permai (BKP), Bandarlampung mengeluhkan air PDAM Wayrilau lantaran hanya mengalir dua hari sekali.

Hal ini memicu kecurigaan warga bahwa manajemen SDM dan pendistribusian air Badan Usaha Milik Daerah ini tak becus dan tak berkompeten dalam mengelola hak banyak orang.

Yoga Winando (28), warga Blok L Perum BKP mengeluhan bila belakangan ini aliran air hanya hidup dua hari sekali dan hanya beberapa jam saja.

\"Paling hidupnya sekitar 3 jam saja. Setelah itu mati lagi, itu pun tidak deras, untuk kebutuhan dua hari tidak cukup,\" katanya kepada Radarlampung.co.id, Jumat (13/12).

Menurutnya, tak hanya di blok L yang mengalami pernasalahan semacam ini. Hal serupa juga terjadi di blok S. \"Yang saya tahu dua blok ini saja, tapi kabarnya juga blok yang lainnya juga begitu,\" ujarnya.

Keluhan tersebut, sambungnya, sudah disampaikan banyak warga ke manajemen PDAM Wayrilau, tetapi sampai saat ini masih saja seperti itu. \"Warga sudah sering, katanya masih dalam perbaikan, begitu terus,\" tandasnya.

Dia bilang, alasan pihak PDAM ketika dikonformasi selalu jawabannya, kalau tidak debit air menurun, ya dalam masa perbaikan. \"Sayangnya, hal tersebut selalu demikian dan sampaikan kapan,\" imbuhnya.

Sementara itu, Mavanda (35), warga Blok L Perum BKP lainnya malah mengaku air PDAM Wayrilau di rumahnya tak mengalir sejak sepekan  lalu. Sehingga, dirinya harus membeli air galon.

\"Kalau masak pake air galon, mandi numpang tempat tetangga. Pakaian pake jasa laundry. Blok atas ini sangat kesulitan air. Saya berharap petugas PDAM melakukan pemeriksaan saluran,\" ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Bagian (Kabag) Distribusi PDAM Wayrilau Sutriono mengatakan, hal tersebut lantaran debit air sumber aliran ke bagian atas Perum BKP mengalami pendangkalan.

Menurutnya, sumber air yang mengaliri Perum BKP bagian atas dari sumur bor dan mata air Tanjungaman yang mengalami penyusutan hingga 50 persen.

\"Penampungnya itu berkapasitas 800 meter kubik. Nah saat ini debit airnya sekali sedot hanya bisa tertampung sebanyak 400 meter kubik. Sehingga harus membagi beberapa blok,\" jelasnya saat dikonfirmasi.

Meskipun permasalahan itu telah diketahui pihaknya. Namun, menurutnya tidak ada solusi selain menunggu musim hujan yang teratur. \"Kalau airnya banyak dan bak penampungan penuh, tak akan terjadi pembagian air,\" tandasnya.(apr/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: