Narapida Ditangkap BNNP Lampung, Lapas Jadi Tempat Persemayaman Pengendali Narkoba?

Narapida Ditangkap BNNP Lampung, Lapas Jadi Tempat Persemayaman Pengendali Narkoba?

RADARLAMPUNG.CO.ID - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IA Bandarlampung menjadi tempat bersemayamnya pengendali narkoba. Terbaru, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung meringkus salah satu narapidana yang tengah mendekam di Lapas Rajabasa -sebutan lain Lapas Kelas IA Bandarlampung- mampu mengendalikan pengiriman narkoba jenis ganja asal Aceh ke Lampung. Narapidana yang berhasil diringkus bernama Heri Susilo (26) warga Bandarlampung, juga terjerat dengan kasus yang sama. Tak hanya dia yang berhasil diamankan, dua orang kurir: Ahmad Sawaludin (28) warga Metro dan Habib Ramadhan (20) warga Bandarlampung juga diamankan. Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol Jafriedi menjelaskan, ketiga tersangka tertangkap pada Sabtu (6/2) lalu sekitar pukul 22.30 WIB. Di mana, tersangka merupakan jaringan Aceh. \"Untuk kurirnya ini kita amankan di Jl. Airan Raya, Jati Agung, Kab. Lampung Selatan,\" katanya, Rabu (10/2). Sedangkan untuk Heri Susilo  ditangkap setelah BNNP Lampung melakukan pengembangan. \"Dan dia ini mengendalikan dari dalam Lapas Rajabasa. Dan sudah kesekian kalinya melakukan ini,\" kata dia. Dari hasil penangkapan tersebut, BNNP Lampung berhasil mengamankan barang bukti berupa ganja seberat 1/4 ton. Juga barang bukti Mobil Grandmax dan 5 handphone. \"Pasal dikenakan 114 ayat 2 atau 111 ayat 2 juncto pasal 132 ayat 1 UU RI no 35 tahun 2009 tentang Narkotika,\" jelasnya. Untuk kronologis penangkapannya lanjut jenderal bintang satu ini, pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat akan ada pengiriman narkoba jenis ganja yang cukup banyak. \"Kita dapatkan info itu sekitar pukul 18.30 WIB. Jadi dari masyarakat itu akan ada pengendali yang memesan (ganja) untuk membawa barang ini ke Jakarta. Dan (pengendali) itu berasal dari Lapas Rajabasa,\" ucapnya. Setelah itu, pihaknya langsung menindaklanjuti dengan cara debt undercover. \"Yang dimaksud debt undercover ini masuk langsung dan berkomunikasi dengan jaringan ini. Jadi kita masuk dan berkomunikasi dengan jaringan membawa truk yang dipesan mereka,\" bebernya. \"Kemudian pas ada dua orang yang menjadi target operasi yakni kini telah dimasukan ke dalam daftar DPO inisial TN dan TM, dimana mereka ini dari Sumatera Utara akan membawa masuk (narkoba) ke sini (Lampung) lalu disimpan di suatu gudang di sini (Bandarlampung),\" tambahnya. Jadi, lanjut dia, usai disimpan itu mereka ini pun berpikir bagaimana caranya membawa ke Jakarta. \"Lalu disuruhlah kepada pengendali kurir tadi untuk memesan truk. Gudangnya kami enggak bisa sebutkan. Tetapi wilayahnya sekitar Wayhalim Bandarlampung,\" ungkapnya. Setelah itu, kemudian mobil grand max milik para tersangka mengambil barang dari mobil TN dan TM untuk dipindahkan ke truk sayuran. Untuk dibawa ke Jakarta. \"Tetapi sebelum sampai ke truknya kita lakukan penangkapan,\" ucapnya. Ditanya apakah ada keterlibatan dari dalam pihak Lapas Rajabasa, Kepala BNNP pun menjelaskan untuk itu pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kakanwil Kemenkumham Lampung. \"Sebelum melakukan penangkapan memang kita sudah koordinasi dengan Kakanwil dan kita enggak bisa sembarangan masuk ke LP (Lapas), makanya salah satu Narapidananya kita izinkan untuk diperiksa. Untuk kita kembangkan lebih lanjut kemana arahnya,\" katanya. \"Dan mohon bersabar untuk wartawan. Kita enggak bisa emosional dalam mengungkap ini. Jadi kita harus profesional. Dan jelas saya sudah koordinasi dengan instansi terkait itu. Sambutan mereka pun sepenuhnya mendukung. Dijelaskan bahwa mereka akan melakukan koreksi internal,\" kata dia. Sebelum melakukan penangkapan terhadap Heri Susilo, pihaknya pun telah melakukan tes urine kepada tersangka. \"Hasilnya pun positif menggunakan narkoba. Kasus ini pun masih kita kembangkan,\" ungkapnya. Sementara, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IA Bandarlampung --Lapas Rajabasa, membenarkan apabila Heri Susilo (28) merupakan salah satu narapidana yang menghuni Lapas Rajabasa. Kepala Lapas (Kalapas) Rajabasa Maizar menjelaskan, Heri Susilo sendiri di-bon (dipinjam) oleh BNNP Lampung pada Sabtu (6/2) lalu. \"Kalau Heri Susilo terdaftar sebagai narapidana Lapas Rajabasa betul. Cuma masalah dia mengendalikan saya belum bisa pastikan betul. Karena surat (pemberitahuan) nya kan saya belum tahu. Cuma dia dipinjam dan di-bon oleh BNNP Lampung benar,\" katanya kepada radarlampung.co.id, Rabu (10/2). Namun, pihaknya baru mendapatkan informasi yang beredar bahwa Heri Susilo merupakan pengendali. \"Kalau saya kan berbicara hukum, juga berbicara barang bukti bukan katanya. Kan begitu. Saya juga masih baru di sini. Terus siapa jaringannya atau apa ya saya juga belum bisa menjawab sepenuhnya. Tetapi kalau lebih jelasnya tanya BNNP Lampung. Karena mereka yang menyidik. Mereka yang mengebon,\" kata dia. \"Saya tegaskan lagi kalau terkait (ada narapidana) yang terlibat narkoba enggak mungkin saya tahan (infonya), ngapain,\" tambahnya. Dengan adanya kejadian ini, lanjut dia, pihaknya akan terus mengedepankan razia. Karena menurut dia, bagaimana masuknya handphone ke dalam lapas dirinya pun belum mengetahui pasti. \"Kita juga enggak tahu siapa yang memasukan. Apakah pegawai apa lewat makanan, apa dilempar. Kita kan enggak paham. Dan kedua saya juga memohon kepada BNNP kalau memang betul banyak pengendali (di Lapas Rajabasa) kasih tahu ke kami juga. Agar kami bisa pres,\" ucapnya. Menurutnya, selama ini memang apabila narapidana itu sudah divonis dan dimasukan ke dalam lapas tak ada keterangan apabila dia ini diputus karena kasus mengendalikan narkoba. \"Jadi di Lapas Rajabasa ini saja apabila ada tahanan pindahan itu masuk langsung 30 orang. Jadi kami enggak tahu narapidana itu kasusnya apa,\" jelasnya. \"Nah kalau kami diberitahu. Misal ini pak kalapas, yang (narapidana) ini mengendalikan bandar besar. Misalkan gitu saja lah sama saya bilangnya. Itu mungkin nanti akan kita pisahkan kamarnya. Karena akan kita pres. Enggak tahunya kadang tahanan yang masuk ini cuma kurir. Dan antara kurir dan bos besar (bandar) dari pakaiannya pun jelas beda itu (ya) kan,\" lanjutnya. Jadi kedepannya pihaknya akan terus melakukan razia dengan cara membentuk diteksi dini. \"Dan kita lakukan saat ini cuma sebatas itu. Apalagi kan kita enggak punya alat canggih untuk menyadap atau apa. Kan seperti itu. Maka dari itu kita memohon kepada penegak hukum, baik kepolisian dan BNNP (Lampung) kalau ada bandar besar dinyatakan bahwa dia selaku pengendali cepat kasih tahu kami agar kami juga bisa mengantisipasi,\" ungkapnya. \"Apalagi kan saya ini orang baru belum sampai sebulan. Nama-nama pegawai saja belum begitu hafal. Tau-tau ada kejadian begini. Kejadian begini kan sudah beredar lama. Jadi harus membenahi ulang,\" sambungnya. Lalu, terdapat juga narapidana pindahan dari Kalianda, Metro, Waykanan dan dari mana-mana yang bermasalah dengan hukuman tinggi. \"Dikirimkan ke kita apalagi kan kita ini Lapas Kelas IA dan merupakan lapas maksimum jadi kita juga harus menampung,\" katanya. Sementara, menurutnya pihaknya tidak mempunyai tenaga yang cukup, juga teknologi belum memadai. \"Kadang kita enggak nyangka ternyata orangnya agak culun. Ini yang membingungkan,\" kata dia. \"Tapi saya lihat untuk Heri Susilo ini bukan seperti tampang bos. Dugaan saya ini dia ini dulunya juga kurir. Tapi apabila kalau kata BNNP Lampung dia mengendalikan ya mungkin-mungkin saja karena saya laporan secara terincinya belum dapat,\" ungkapnya. (ang/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: