Nelayan Takut Melaut, Produksi Teri Menurun Drastis

Nelayan Takut Melaut, Produksi Teri Menurun Drastis

RADARLAMPUNG.CO.ID - Cuaca dengan angin kencang yang tidak menentu membuat para nelayan di Bandarlampung tak berani melaut. Akibatnya produksi ikan teri menurun dratis. Hal itu diungkapkan Toto Heriyanto (45), Ketua Kelompok Usaha Bahari saat ditemui di Pulau Pasaran, Kel. Kotakarang, Kec. Telukbetung Timur, Jumat (8/11) sore. Menurutnya, penurunan produksi tersebut akibat angin laut yang kecang sehingga menyebabkan ombang tinggi. Alhasil, hasil tangkapan bila dibandingkan tahun lalu 2018 menurun hingga 50 persen. \"Selama enam bulan ini yang kami rasakan. Sehari ada ikan dua hari engga ada ikan. Bagi kami pengolah ini sama saja tidak ada ikan. Karena cost-nya tidak ketutup,\" katanya. Dia bilang, tahun lalu 2018 juga mengalami penurunan tangkapan karena ombak tinggi dan angin kencang. Namun tak separah tahun ini 2019. \"Kalau tahun lalu paling hanya 3 bulan. Kali ini sejak Juli 2019 kita sudah sulit dapat ikan,\" bebernya. Biasanya, kata dia, sehari satu pengolah itu bisa memproduksi teri hingga 200 kg. Nah, kalau ada 40 pengolah, maka dalam sehari bisa 8 ton per hari di kirim ke Jakarta. Namun, tahun 2019, pengolah hanya mampu mengirim ke Jakarta hanya sekira 2-3 ton saja per hari. Maka terbilang, penurunannya bisa mencapai 65 persen. \"Padahal di sini (Pulau Pasaran) ada 48 pengolah,\" ujarnya. Tak hanya itu, dirinya mengungkapkan bahwa penurunan pendapatan pengolah ikan tri juga terasa makin sukit, ketika stok minim, harga di Jakarta malah tak mengalami kenaikan harga. \"Biasanya permintaan banyak barang sedikit harga naik. Tetapi, tahun ini tidak. Hanya naik sebentar, langsung turun lagi, naiknya hanya bertahan tiga hari saja,\" ungkap pengolah ikan tri rebus ini. Dia menyebutkan, saat ini harga tri nasi Rp90 ribu per kg, tri guntiau Rp75 ribu per kg, tri jengki Rp45 ribu per kg. \"Tapi tiga hari saja ikan rame, bisa turun itu harga tri nasi bisa sampai Rp70-80 ribu per kg. Jadi bertahanya harga itu tidak lama,\" jelasnya. Ditambahkan Pengolah Ikan Tri Rebus Pulau Pasaran lainnya, Dasuki (48) selaku Ketua Kelompok Putra Permana, Kelurahan Kotakarang, TbT, bahwa harga ikan mengalami penurunan drastis diantara Rp50-55 ribu per kg yang biasanya Rp60-55 per kg. \"Ini untuk harga ikan tri yang kualitas bagus ya,\" ujarnya. (apr/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: