Wow, Pendapatan Unila dari Usaha Rp2,5 Miliar
radarlampung.co.id - Badan Pengelola Usaha (BPU) Universitas Lampung memperkirakan jika potensi yang dikelola oleh BPU bisa maksimal pendapatan Unila bisa mencapai sekitar Rp3,2 miliar per tahunnya. Ketua BPU Unila I Gede Swibawa mengungkapkan, tahun 2019 pendapatan Unila dari usaha yang dikelola oleh BPU sekitar Rp 2,5 miliar per tahun. Jumlah tersebut dirasa belum maksimal, karena ada beberapa potensi yang belum dimaksimalkan. \"Seperti rusunawa Unila, yang lama masih kita rehab. Jadi pemasukannya belum maksimal, lalu yang baru yang mendapat bantuan dari Kementerian PUPR juga masih kosong, karena ketika selesai pembangunannya bertepatan dengan propti mahasiswa baru. Di mana maba tersebut sudah mencari kosan di luar,\" katanya, Rabu (8/1). Ia mengungkapkan, aset yang dikelola oleh BPU Unila yaitu, kolam renang, Gedung Serba Guna (GSG), food court dan retail dekat parkir terpadu, dan kantin di setiap fakultas, serta rusunawa. Dijelaskannya, pendapatan dari kantin di setiap fakultas hanya kisaran Rp 130an juta setiap tahunnya, di mana sewanya sekitar Rp 5 jutaan setiap satu kios. \"Kalau GSG, tarif sewanya itu Rp 9 juta ya, tarif itu berdasarkan dari ketentuan peraturan menteri keuangan, jadi tidak bisa lebih atau kurang. Tapi GSG ini lebih untuk suporting akademik, kalau kebijakan pimpinan yang dulu, kalau acara mahasiswa, atau seminar nasional biasanya tidak dikenai biaya. Sedangkan, sewa rusunawa Rp 900 ribu per orang per semester,\" ungkap dosen proteksi tanaman fakultas pertanian Unila tersebut. Sementara, untuk tarif sewa food court ekonomi sekitar Rp 7.500.000 per tahun, food court bisnis Rp 10 juta per tahun, dan retail Rp 17 juta per tahun. \"Dan itu tidak semua kios terisi. Seperti food court bisnis ada 30 unit, yang terisi sekitar 15 unit. Retail dari 20 kios terisi 15 kios, serta food court ekonomi ada 16 unit,\" imbuhnya. Menurutnya, untuk memaksimalkan potensi tersebut tentunya membutuhkan inovasi-inovasi, seperti memberlakukan transaksi e-money saat masuk ke kolam renang. \"Itu kan lebih canggih, dan bisa maksimal. Atau untuk pemesanan GSG melalui online. Kalau rusunawa itu terpakai semua, bisa maksimal juga kan. Kalau saya hitung-hitung bisa mencapai Rp 3,2 miliar pertahunnya. Lalu, kalau kios di parkir terpadu itu juga terisi, itu juga akan menambah pendapatan. Untuk mengelola kolam renang saja, kita butuh sekitar Rp 400 juta untuk pembelian PAC dan kaporit,\" ucapnya. Sehingga, pihaknya berharap, akan ada kebijakan baru untuk memaksimalkan pendapatan Unila dari usaha Unila.yang dimiliki. (rur/ang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: