Paling Pokok Adalah Adanya Kesinambungan
RADARLAMPUNG.CO.ID - Kesinambungan menjadi hal yang perlu digarisbawahi dalam setiap pergantian kepemimpinan. Baik di tingkat daerah maupun nasional. Di mana, pergantian kepemimpinan sejatinya merupakan bagian dari proses demokrasi. Demikian ditegaskan Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Imer Darius menyoroti pelantikan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, bersama Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim, oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, hari ini (12/6). \"Pergantian kepemimpinan sebuah keniscayaan dalam berdemokrasi. Tetapi yang paling pokok, adanya kesinambungan. Jangan terjadi patahan. Kalau ada patahan, kita butuh momentum lagi utuk mengangkat itu,\" tegasnya. Makna berkesinambungan, lanjut pria jebolan Fakultas Ekonomi Unila itu, Gubernur terpilih yang memiliki program-program khusus lima tahun ke depan, tetap tidak bisa meninggalkan apa yang sudah dirintis selama ini. \"Semua pembangunan itu, ukurannya jangka panjang. Lima tahun hanya periode,\" jelasnya. Contoh di bidang pendidikan. Tidak bisa lima tahun, hal-hal seperti itu seyogyanya disingkronkan dengan masa yang akan datang. \"Ya frame-nya seperti itu ya. Satu kesatuan. Bahwa ada evaluasi, bahwa ada kekurangan (Kepemimpinan Gubernur sebelumnya, red) di sana-sini, itu kita akui,\" timpalnya. Imer merasa, kompetisi dalam Pilgub sudah berlalu. Partai Demokrat dan koalisinya sudah pernah menjadikan kadernya sebagai Gubernur Lampung (M. Ridho Ficardo, red) termasuk di tingkat dan nasional sebagai Presiden RI dua periode (SBY). \"Dan itu dimaknai sebagai bagian dari kontribusi. Nah sekarang tinggal kedewasaan kita saja. Memang proses waktu. Ya, sekelas nasional juga tidak terlepas dari kondisi itu (kerenggangan hubungan politik, red),\" ucapnya. Imer berharap, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, mempu menciptakan situasi Lampung yang aman, sejuk dan kesejahteraan rakyat yang terus meningkat. Berhasil juga bukan karena kita. Tapi kerja keras bersama. Tidak pula mengedepankan ego. Esensinya seperti itu. Berkesinambungan, imbuh pria kelahiran Metro, 23 November 1966 itu. Bicara soal pembangunan, Imer meyakini, Lampung masih butuh uluran tangan dari Pemerintah Pusat. \"Coba cek, daya dorong dan kemampuan fiskal kita. Kalau mau di lihat secara rata-rata, masing-masing kabupaten/kota tidak lebih dari Rp30 triliun. Bandingkan jumlah penduduk yang hampir menembus 10 juta, dengan luas wilayah. Masih jauh dari ideal,\" ungkapnya. Maka, lanjut Imer, di sinilah letak kemampuan pemimpin diuji. Baik keuletannya dalam mengelola pemerintah. Kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi, iklim investasi yang sehat dan kompetitif. \"Tuntutannya, out of the box thinking. Mampu mengambil langkah cermat dan tepat. Toh semua kepemimpinan itu kan ada record-nya. Ada rekam jejaknya. Tidak datang tiba-tiba. Tentu kita support Pak Arinal, maupun Bu Nunik. Saya tahu dan kenal dengan keduanya,\" beber pria yang santer diisukan bakal maju dalam Pilkada Kota Bandarlampung tahun 2020 mendatang. Imer sepakat, Lampung harus lebih baik. Minimal mempertahankan yang sudah ada dalam sisi positif. \"Saya kira menciptakan iklim, dan memberikan ruang berkembang, yang paling utama itu. Stigma Lampung yang tidak baik dari sisi kemamanan, dalam lima tahun terakhir mulai terkikis. Sejalan dengan Tingkat kriminalitas menurun. Ya harus realistis. Daya saing kita rangking 10 besar. Dari sisi kompetitif punya potensi. Prestasi ini yang harus dijaga,\" pungkasnya. (ful/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: