Pencemaran Air Sumur Kelurahan Bakung, DLH Belum Bergerak

Pencemaran Air Sumur Kelurahan Bakung, DLH Belum Bergerak

radarlampung.co.id - Kabid Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandarlampung Haris Fadillah berencana melakukan pengecekan langsung terkait adanya dugaan pencemaran air tanah atau sumur yang terjadi di Lingkungan II Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat (TbB) Bandarlampung.

Namun, Haris mengaku tak bisa turun tanpa Surat Perintah Tugas (SPT) dari pimpinan. \"Sudah diajukan tapi mereka kan lagi sibuk,\" katanya kepada Radarlampung.co.id, Kamis (26/9).

Menurutnya, ia bersama tim tidak akan melakukan pengecekan kalau tidak ada SPT tersebut. \"(Bakalan) turunlah,\" ujarnya seraya bilang kalau dirinya tidak bisa komentar banyak karena belum melakukan pengecekan di lokasi.

Sedangkan, Eddy selaku Kabid Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan menyebut pihaknya belum pernah melakukan uji laboratorium terkait adanya dugaan pencemaran bakteri Ecoli.

Sayangnya saat wartawan menyampaikan kalau Sekretaris Kota Bandarlampung Badri Tamam meminta DLH untuk melakukan uji laboratorium, Eddy bilang kalau pihaknya bergerak berdasarkan laporan warga atau surat perintah dari atasan. \"Sampai saat ini tidak ada perintah, jadi kita tidak bisa,\" tandasnya.

Secara kasat mata, pihaknya memahami kalau sebagian wilayah Bakung mengalami pencemaran. Namun, dirinya mengaku tak bisa berbuat apa-apa lantaran hal tersebut telah menjadi kebiasaan warga setempat.

Menurutnya, kalaupun memang ada sumur yang tercemar bakteri Ecoli, baginya disebabkan karena warga membuat sumur yang bersampingan dengan drainase dan penampungan tinja warga tersebut.

Di sisi lain, Lurah Bakung Hamidi Bahrien mengatakan, dirinya hanya bisa menyarankan warga untuk menggunakan air PDAM atau sumur bor yang pernah dibangun oleh pemerintah kota.

“Di sinikan ada dua sumur bor yang kedalamnya 50 meter yang aman untuk dikonsumsi, sebakung ada 6 sumur bor tapi ya warga pasang sendiri dan bayar listriknya sendiri, kan sudah dibangun pemerintah setelah itu warga sendiri yang mengelolanya,\" katanya saat mengunjungi rumah Runah (38) yang diketahui sumurnya diduga tercemar bakteri Ecoli diambang batas, Rabu (25/9). (apr/red/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: