Diduga Arogansi dan Bermain Dana BOS, Kepsek SD 2 Gunung Sulah Disorot DPRD

Diduga Arogansi dan Bermain Dana BOS, Kepsek SD 2 Gunung Sulah Disorot DPRD

RADARLAMPUNG.CO.ID - Rapat dengar pendapat (hearing) yang digelar Komisi IV DPRD Bandarlampung, Senin (17/2), mendapat perhatian lebih unsur pimpinan. Ya, hearing bersama Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 2 Gubung Sulah itu turut dihadiri tiga unsur pimpinan langsung. Ketiganya yakni Ketua DPRD Wiyadi, Wakil Ketua II Aef Saripudin, dan Wakil Ketua III Edison Hadjar. Hearing digelar terkait pengaduan para guru yang mengajukan mosi tidak percaya terhadap Kepsek Yuliwati, lantaran diduga melakukan korupsi dana Bantuan Operasional Siswa (BOS). Bahkan, sang kepsek dinilai arogansi. Dalam hearing tersebut, Wiyadi menyatakan, sekitar 14 guru pada Kamis (13/2/) lalu, lebih dulu menceritakan beragam tindakan sang kepala sekolah yang dinilai arogansi serta diduga menyelewengkan dana BOS. \"Para guru itu cerita semua dan mereka itu memberikan bukti-bukti lengkap, ada kwitansi. Tolong Dinas Pendidikan melalukan evaluasi dan turunkan tim ke SDN 2 Gunung Sulah, jangan sampai juga ada intervensi kepada para guru. Lakukan audit sesuai faktanya, jangan ada yang ditutup-tutupi,\" desak Wiyadi. Soal dana BOS, politisi PDI-Perjuangan ini meminta agar ada audit objektif. \"Masalah ini bukan masalah suka dan gak suka, tapi yang objektif. Dinas juga awasi semua sekolah kalau ada temuan tolong jangan ditutupi. Kalau ada tekanan kepada guru, nanti kami DPRD yang evaluasi pihak dinas, kalau ada kesalahan atau kelalaian sampaikan,\" jelasnya. Mennggapi masukkan tersebut, Kabid Dikdas Disdik Bandarlampung Megapuri mengatakan pihaknya segera menurunkan tim ke sekolahan tersebut. \"Secepatnya pak kami akan audit dan kami segera laporkan hasilnya,\" janjinya. Sementara, Kepala SDN 2 Gunung Sulah Yuliawati menyatakan jika ia sudah meminta maaf kepada salah seorang guru, dan bilamana terjadi kekurangan alat tulis kantor (ATK) dirinya berjanji akan menyelesaikan. \"Saya soal Atk sudah saya katakan kalau kurang ambil saja dulu dan dengan guru olahraga saya sudah minta maaf. Soal dana BOS silahkan dilihat dalam laporan saya,\" kata dia. Ya, sebelumnya, pada Kamis (13/2) usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPRD, salah satu guru yang tak ingin dicantumkan namanya mengaku, jika Kepsek tersebut sejak pertama bekerja di selolah tersebut telah melakukan tindakan arogan, yakni kerap memarahi guru dengan kalimat kasar. Bahkan kerap membentak dengan menggebrak meja. “Padahal salah kami hanya sedikit, namun kalimat kasar selalu keluar, bahkan sering gebrak meja saat mengungkapkan apapun kepada kami,” kata dia. Tak hanya itu, sikap arogan dan pemarah tersebut, Kepsek tunjukan ketika memarahi guru di depan siswa. ”Kami tidak terima diperlakukan seperti ini, kami ini manusia lho, bukan binatang. Kami punya harga diri. Kami ingin bekerja yang nyaman,” ungkapnya. Tak hanya sikap arogan, namun Yuliawati juga diduga menyelewkan anggaran BOS, serta memalsukan tandatangan. Ia menceritakan, ada beberapa kegiatan yang mengatasnamakan kegiatan di sekolah, tapi pada kwatansi tak tercatat sesuai anggaran yang ada. “Seperti alat tulis sekolah, kami hanya diberikan satu saja, padahal jelas lho anggarannya banyak untuk keperluan alat tulis sekolah,\" ucapnya. Selanjutnya, diceritakan dia, bahwa pengeluaran dana bos juga diduga fiktip dikarenakan guru yang tertera di kwitansi merasa tidak pernah menerima dana tersebut. \"Soal adanya tanda tangan yang tertera di kwitansi sebagai penerima tanda tangan tersebut saya pastikan itu dipalsukan oleh oknum kepsek tersebut dikarenakan yang bersangkutan tidak pernah merasa menandatangani penerimaan uang yang tertera di kwitansi tersebut,\" paparnya. Selain yang terterah di kwitansi, imbuhnya, masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang di duga fiktip. Seperti, pelatih Pramuka, pelatih Silat, PPDB semua diduga ditandatangani palsu. \"Ya, kalau mau kami ya kepala sekolah diganti saja, kalau pun masih dipertahankan, kami juga sudah tidak nyaman, bagaimana mau melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau sudah tidak nyaman,\" tandasnya. (rnn/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: