Iklan Bos Aca Header Detail

Penerimaan Pajak Masih Rendah, Pengamat: Perbaiki Pelayanan dan Gratiskan BBNKB

Penerimaan Pajak Masih Rendah, Pengamat: Perbaiki Pelayanan dan Gratiskan BBNKB

RADARLAMPUNG.CO.ID – Realisasi penerimaan pajak Triwulan I dari sektor kendaraan bermotor masih terbilang minim. Data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lampung menyebut, capaian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) hingga 21 Maret baru mencapai Rp101,75 Miliar dari target Rp767 miliyar di tahun 2019. Sedangkan, capaian untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) baru mencapai Rp164,512 Miliyar dari target yang ditentukan yakni sebesar Rp750 miliar. Dari data tersebut juga menunjukan bahwa capaian bea BBNKB masih lebih rendah ketimbang PKB. Pengamat Kebijakan Publik, Eko Budisulityo berpendapat bahwa ada banyak faktor yang melatarbelakangi belum tercapainya target pajak yang ditentukan pada akhir triwulan I, tersebut. Salah satunya, yakni dari segi pelayanan untuk masyarakat. \"Sebenarnya, masyarakat yang masih menggunakan plat luar, terutama berplat B bukannya tidak mau memindahkan kepemilikannya menjadi plat daerah. Tapi karena pelayanan yang terkesan sulit bagi mereka. Sehingga mungkin mereka lebih banyak menunda untuk balik nama kendaraanya,\" kata Eko kepada Radarlampung.co.id, Sabtu (30/3). Selain dalam hal pelayanan, sambung dia, masyarakat sebagai wajib pajak juga mempunyai kebiasaan untuk berbondong-bondong melakukan perubahan balik nama di akhir periode. Ini juga berkaitan dengan finansial, atau juga bisa jadi karena merasa platnya belaku sampai bulan Agustus atau Juli mendatang, sehingga masyarakat cendrung menunda. Disamping itu, pemerintah daerah harusnnya lebih memperioritaskan realisasi PKB dan mempertimbangkan untuk menggratiskan proses balik nama kendaraan. Sebagai contoh, jika untuk proses balik nama masyarakat dikenakan biaya Rp1 juta, sedang pajak kendaraan sebesar Rp500 ribu. \"Mereka yang (kendaraannya, Red) sudah plat Lampung, tentu akan membayar pajak itu setiap tahun. Misalnya Rp500 ribu dikali lima tahun maka akan menjadi Rp2,5 juta. Sedangkan kalau BBN hanya sekali, sehingga banyak masyarakat yang cendrung berpikir ngapain balik nama kalau lebih mahal,\" terangnya. Menurut Eko, dengan petimbangan seperti itu, maka kendaraan yang telah beralih menjadi plat daerah otomatis akan membayar pajak ke Lampung setiap tahunnya. Sehingga pendapatan PKB akan lebih mudah tercapai. \"Saya kira, BBN gratis ini menjadi salah satu momentum yang ditunggu-tunggu pemilik mobil dari daerah lain. Mereka sangat berharap adanya balik nama,\" tandas dosen Kebijakan Publik FISIP Universitas Lampung (Unila) tersebut. Selain itu, sambung dia, pemerintah daerah juga mungkin harus merevolusikan pembayaran PKB ke depannya. Meski diakui, adanya samsat corner juga cukup membantu masyarakat yang ingin membayar pajak, namun Eko juga menyarakan adanya kerjasama Bapenda dengan pihak perbankan. \"Sehingga kalau bayar PKB bisa lewat ATM atau transfer dengan MBanking, itu kan bagus. Karena sekarang jaman sudah semakin canggih, nah kalau Bapenda pajak masih bekerja dengan sistem manual, mungkin harus dipikirkan kembali,\" pungkasnya. (ega/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: