Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Yusuf Barusman Sampaikan Orasi Ilmiah Hadapi Revolusi Industri 4.0.

Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Yusuf Barusman Sampaikan Orasi Ilmiah Hadapi Revolusi Industri 4.0.

radarlampung.co.id - Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Selamet Widodo secara resmi mengkukuhkan Prof. Dr. Ir. M. Yusuf Sulfarano Barusman, MBA sebagai guru besar Bidang Ilmu Manajemen. Pengukuhan berlangsung gedung Convention Hall Mahligai Agung, Pascasarjana UBL, Sabtu (12/10).

Dengan begitu, Universitas Bandar Lampung (UBL) kini telah memilili dua guru besar, di mana sebelumnya UBL juga telah memilili Prof. Lintje Anna Marpaung sebagai guru besar Ilmu Hukum. Dengan bertambahnya guru besar di UBL, Slamet Widodo berharap universitas tersebut dapat segera mengajukan pembukaan program studi S3.

”Alhamdulillah hari ini Rektor UBL telah dikukuhkan menjadi guru besar. Di kami, masih ada delapan orang lagi yang sedang mencalonkan diri untuk menjadi guru besar UBL, semoga kedelapan orang tersebut juga bisa segera menyusul menjadi guru besar,” kata Slamet Widodo di depan tamu undangan, Sabtu (12/10).

Sementara itu, dalam pengukuhan tersebut, Rektor UBL Prof. Dr. Ir. M. Yusuf Sulfarano Barusman, MBA menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Kapabilitas Dinamik Berpikir Sistem dan Organisasi Pembelajaran sebagai Solusi Kompleksitas Manejemen Menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Ia mengatakan, judul ini diangkat dari rasa prihatin atas banyaknya permasalahan di kehidupan, baik berbangsa dan bernegara, maupun dalam berorganisasi dan masyarakat yang berkaitan dengan mismanajemen.

”Peter Drucker (1974) mengatakan bahwa tidak ada negara kaya dan tidak ada negara yang miskin, yang ada adalah negara yang well managed dan poor managed. demikian halnya dengan organisasi ada yang well managed dan poor managed,” kata Yusuf Barusman.

Berbagai keresahan terkait dengan bagaimana seseorang dapat menyelesaikan masalah manajemen disebabkan karena beberapa alasan.

Pertama, adanya kekurangan di dalam memandang permasalahan secara komprehensif dan holistik. ”Kita terbiasa menyederhanakan masalah sehingga pemecahannya cenderung pemecahan parsial,” ujarnya.

Kedua, selalu lupa bahwa hidup saling terkait satu dengan yang lain. “Kita ada di dalam satu organisasi yang saling terkait antara satu bidang dengan bidang lainnya, satu fungsi dan fungsi lainnya. Demikian pula dengan keberadaan suatu organisasi sangat terkait dengan dinamika elemen-elemen lain di luar organisasi atau yang disebut dengan lingkungan eksternal organisasi,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang turut hadir dalam pengukuhan tersebut mengatakan, akademisi sangat berpengaruh pada tiap lini pembangunan di daerah. Semua kebijakan yang diambil juga diawali dari keilmuan yang teruji, sehinga berdampak baik bagi pebangunan.

”Saya mengucapkan selamat kepada Prof. Yusuf Barusman yang telah diberikan gelar tertinggi di perguruan tinggi. Semoga ini bisa memotivasi yang lain dalam membangun pendidikan dan menyiapkan generasi penerus bangsa. Khususnya di provinsi Lampung,” katanya.

UBL telah berkiprah di provinsi Lampung sejak 1972 dan menjadi bagian provinsi Lampung dalam upaya meningkatkan SDM di bidang keilmuan. Pemprov Lampung berharap para akademisi dapat menerapkan pengetahuan dan kualitas pribadi yang akhirnya mampu mengisi pembangunan daerah Lampung.

”Saya harap UBL bisa terus meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusannya dan berkiprah dalam pembangunan. Hal ini akan terwujud jika didukung dengan integritas dan mutu komponen seluruh Perguruan Tinggi,” pungkasnya.

Adapun acara pengukuhan yang berlangsung di Mahligai Agung Convention Hall Pascasarjana UBL tersebut dihadiri pula oleh Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsudin, Staf Ahli Kapolri Irjen Pol. Ike Edwin, dua mantan Pj. Gubernur Lampung yakni Boytenjuri dan Didik Suprayitno, serta sejumlah tamu undangan. (ega/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: