Iklan Bos Aca Header Detail

Dinsos Akan Cek Ulang Kondisi Kejiwaan Kakak Adik Pemakan Kucing

Dinsos Akan Cek Ulang Kondisi Kejiwaan Kakak Adik Pemakan Kucing

radarlampung.co.id–Kakak-beradik Wagimin (40) dan Suyatno (35) mendadak viral lantaran menyantap bangkai kucing. Warga Jl. Jeruk, Kelurahan Kelapatujuh, Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura), tersebut mengaku menyantap kucing lantaran faktor ekonomi. Namun, Kepala Dinas Sosial (Dissos) Lampura M. Erwinsyah menyatakan, kakak-beradik tersebut punya riwayat gangguan kejiwaan. Malah, lanjut dia, Suyatno pernah akan membakar rumah mereka sendiri. Karena itu, keduanya pernah dirujuk ke Yayasan Aulia Rahma, Kemiling, Bandarlampung, 21 April 2018. ’’Wagimin dan Suyatno itu pernah kami rujuk ke Yayasan Aulia Rahma dan dirawat selama tiga bulan,” ujar Erwin, Minggu (22/9). Dirujuknya kakak-beradik itu berdasarkan laporan pihak kelurahan. Selain itu, keduanya juga telah dibuatkan kartu jaminan kesehatan nasional (JKN). ’’Setelah menjalani perawatan selama tiga bulan, mereka diperbolehkan kembali ke tengah masyarakat. Bahkan dokumentasi terkait yang bersangkutan masih ada dengan kita,\" terangnya. Meski demikian, lanjutnya, Dissos akan kembali mengunjungi keduanya. Tujuannya memberi bantuan serta memeriksa kembali keadaan Wagimin dan Suyatno. ’’Secepatnya kami datangi lagi Wagimin dan adiknya Suyatno. Kami juga berencana membawa mereka lagi ke RS Jiwa Lampung. Hal itu guna mengecek kembali kejiwaannya,” kata Erwin. Sementara Lurah Kelapatujuh H. Suahmad didampingi Ketua RT 02 Yatno menyatakan, sehari-hari Wagimin dan Suyatno tak pernah menyakiti warga. ’’Terkadang, mereka mendatangi tetangga hanya meminta makan. Kebetulan saya juga masih terhitung tetangganya. Untuk saat ini masih tahap wajar,\" ujarnya. Diketahui, Wagimin dan adik kandungnya Suyatno yang tinggal di Jalan Jeruk, Kelurahan Kelapatujuh, terpaksa memakan daging kucing mati yang terlindas mobil. Ini dilakukan kakak-beradik yang berprofesi sebagai pemulung lantaran tidak ada lagi makanan yang bisa disantap. Tidak hanya itu. Mereka mengaku sudah lama tidak memakan daging sehingga membakar kucing mati dan mengunyah dagingnya. Pengakuan keduanya sangat mengejutkan. Hingga, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Lampura Ardiansyah dan Komunitas Jumat Berbagi (KBJ) yang mendapat informasi ini pun langsung mendatangi kediaman keduanya. Bantuan pangan diserahkan kepada kakak-beradik yang belakangan diketahui memiliki keterbelakangan mental itu. Pantauan Radarlampung.co.id, Wagimin dan Suyatno tinggal di rumah semipermanen yang terlihat kumuh. Bangunan tanpa pintu dan jendela itu warisan orang tua mereka yang meninggal karena sakit. Tak ada perabotan di dalamnya. ’’Saat kami datangi, mereka (Wagimin dan Suyatno, Red) ada di rumah. Pengakuan tetangganya, keluarga tersebut pernah makan kucing mati, hanya karena ingin makan daging,” kata Ardiansyah. ’’Orang tuanya sudah lama tidak ada. Mereka hanya hidup berdua dengan banyak kekurangan. Kalau dilihat dari keterbatasan (mental), bisa jadi usia yang disebutkan Wagimin saat kita tanya tidak tepat,” sebut dia. Sementara, Koordinator KJB Lampura Firmansyah menyampaikan, keterbelakangan mental yang dialami kakak-beradik ini sewaktu-waktu bisa kambuh. ”Tapi, mereka bukan orang gila. Saya kira hanya depresi yang sewaktu-waktu kambuh. Itu pun tidak mengganggu warga sekitar. Saya yakin, depresi yang dialami keduanya disebabkan faktor ekonomi,” cetusnya. Ketika dikunjungi, Wagimin dan Suyatno sedang memasak air menggunakan kayu bakar dengan wadah kaleng bekas. ”Ini air buat saya minum Pak. Tidak ada panci. Jadi pakai kaleng saja,” kata Wagimin. Ketika ditanya soal kehidupannya, Wagimin sering terdiam dan sesekali menundukkan wajah. ”Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan. Saya dan adik saya memang makan kucing mati. Waktu itu, karena kepingin aja makan daging. Saya lihat kucing mati di pinggir jalan. Saya bawa pulang dan saya bakar dimakan,” sebut dia. Ia membantah kerap memakan daging kucing. Ini dilakukan lantaran tidak ada bahan makanan yang bisa mereka makan. ’’Ya, saya makan kucing itu tidak setiap hari kok. Hanya kebetulan ada kucing mati. Makanya saya bawa pulang untuk dimakan. Kami juga masih keluar cari rongsokan,” aku Wagimin. (ozy/c1/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: