Iklan Bos Aca Header Detail

Perangi Import, Peternak Lokal Desak Pemerintah Kendalikan Harga dan Pasokan Daging

Perangi Import, Peternak Lokal Desak Pemerintah Kendalikan Harga dan Pasokan Daging

RADARLAMPUNG.CO.ID - Meminimalisir import daging pada Hari Raya Idul Fitri 1440 H, feedlotter PT Great Giant Livestock Co (GGLC) bersama petani ternak berupaya menjaga harga dan kualitas daging. Sebab, ketersediaan pasokan serta kualitas daging sapi sangat krusial menjelang ramadan, dengan harga jual naik cukup signifikan lantaran kebutuhan daging sapi yang meningkat. Hal tersebut menjadi pembahasan diskusi publik dengan tema Menjaga Kualitas dan Pasokan Daging Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1440 H yang diselenggarakan paguyuban ternak Lembu Suro Sakti di Balai Warga Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, Rabu (10/4). Paguyuban Lembu Suro Sakti merupakan salah satu binaan dari feedlotter GGLC yang ada di Lampung Tengah. Pembina peternak Lembu Suro Sakti Shodik Muslimin mengatakan, Lampung Tengah dengan alamnya yang asri dan banyak rerumputan menjadikan lahan ideal untuk usaha peternakan sapi. Sehingga tidak mengherakan kalau Lampung surplus akan kebutuhan daging, bahkan pemasok daging lokal nasional yang signifikan. \"Kami sebagai peternak sapi lokal akan membantu pemerintah dalam menjaga kualitas dan pasokan daging nasional, terutama di hari-hari besar\" ucap Shodik. Selain itu menurut Shodik, dalam diskusi terbuka tersebut, pihaknya akan terus berusaha menjaga harga jual daging sapi ternak khususnya terhadap petani. \"Petani kan ini mata pencarian utamanya, ini stok banyak malah harga turun, dari prusahaan GGLC akan terus menyuarakan para petani kepada pemerintah agar harga daging sapi tidak terlalu turun. Nantinya kita akan bersama-sama mencari solusi dan jalan terbaik untuk menaikkan atau menstabilkan harga daging ini,\" paparnya. Ditambah, salah satu penurunan harga daging sapi adalah adanya import daging potong luar negeri yang saat ini sudah memasuki daerah-daerah penyuplai daging, seperti Palembang, Lampung, juga Medan. \"Kalau hanya Jabotabek saja si nggak masalah, namun ini sudah menembus daerah Sumatera, yang dikenal sebagai penyuplai daging sapi potong,\" sesalnya. Dahulu, kata dia, pada tahun 2017-2018 stok daging Lampung sekitar 9 ribu ton dan keperluan untuk Lampung sendiri hanya sekitar 5 ribu ton. Artinya, masih ada sekitar 4 ribu ton yang mampu membantu prekonomian warga. \"Saat ini bisa dihitung berapa ekor yang hanya kita potong, bahkan yang sebelumnya kita dari perusahaan menyuplai 25 ekor sapi, dan kurang lebih 10-15 ekor sapi dari peternak saat ini dari perusahaan hanya mengulurkan 20 ekor saja,\" jelasnya. Sementara itu pakar peternakan dari Universitas Lampung drh. Madi Hartono, MP mengatakan, Lampung merupakan lumbung ternak nasional dan perlu mendapat perhatian khusus pemerintah. Pihaknya berusaha dalam membantu memotivasi peternak dapat bersama-sama bangkit dalam keterpurukan yang saat ini melanda. \"Kami berharap pemerintah memaksimalkan potensi ternak di Lampung Tengah dengan memberikan insentif, akses permodalan, serta pendampingan sehingga peternak-peternak lokal dapat meningkatkan budidaya dan hasil ternak untuk menunjang stabilitas harga dan pasokan daging nasional,\" bebernya. Dan, lanjut dia, dalam diskusi itu pun pihaknya berusaha memaparkan bagaimana caranya mengubah maenside berpikir di mana dari pada dijual lebih baik untuk sendiri saja lantaran daya jual yang tidak teratur. \"Kami ingin dimana peternak dan pihak pengusaha lokal lainnya dapat bersinergi bersama-sama menjaga kesehatan ternaknya agar dapat memberikan kualitas dari ternak itu sendiri, dan harga jual tetap dalam perhitungan,\" tandasnya. (rls/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: