Iklan Bos Aca Header Detail

Donor Plasma Konvalesen, Ikhtiar Tekan Angka Kematian Covid-19

Donor Plasma Konvalesen, Ikhtiar Tekan Angka Kematian Covid-19

RADARLAMPUNG.CO.ID-Terapi plasma konvalesen sangat berarti untuk pasien terkonfirmasi Covid-19. Di Lampung, terapi plasma konvalesen masih terbentur dengan kurangnya pengetahuan tentang plasma konvalesen tersebut. Chairman Radar Lampung Grup Ardiansyah yang telah menjadi pendonor plasma konvalesen berharap, para penyintas covid-19 di Lampung dapat turut mendonorkan plasma konvalesen untuk membantu sesama. Hal ini diungkapkannya dalam Dialog Eksklusif Donor Plasma Konvalesen, Amal Jariyah Penyintas bersama Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung Riana Sari Arinal dan Ketua Unit Donor Darah PMI Lampung, dr. Aditya M. Biomed di Studio Radar Tv, Rabu (11/8). Bang Aca -sapaan akrab Ardiansyah- mengatakan dirinya, dirinya selama ini telah menjalankan prokes ketat. Termasuk juga mengikuti program vaksinasi. Namun, lanjutnya, dirinya masih tetap terinfeksi virus corona tersebut. \"Saya ini sebenarnya sudah ikhtiar cukup banyak, sudah dua kali vaksin, jaga jarak, prokes, saya kaget kok bisa kena (Covid-19). Akhirnya saya berfikir ada hikmah saya kena, jadi dua atau tiga hari sebelum Idul Adha saya baca untuk kampanye donor plasma Konvalesen. Saat itu langsung saya tanya syaratnya apa untuk syarat donor, saya baca saya memenuhi semua syarat, pada akhir nya saya menyatakan saya akan menjadi donor,\" ungkap Bang Aca. Kemudian, Bang Aca menyebut dirinya berfikir dengan dirinya terkena Covid-19, ada hikmah. Yang artinya dirinya harus mendonorkan plasma konvalesen untuk ikut membantu teman-teman lain yang senasip kena Covid-19. Apalagi bagi Bang Aca, donor plasma konvalesen bukan sesuatu sifatnya tidak membahayakan diri, tidak memberatkan. \"Ditambah, saya melihat grup WhatsApp permintaan plasma banyak sekali. Apalagi saat saya bertemu dokter Adit, banyak orang menangis menantikan plasma ini. Sehingga ini harus betul-betul disosialisasikan,\" ungkapnya. Namun, dirinya mengatakan banyak penyintas Covid-19 yang justru tidak mengetahui bagaimana syarat donor plasma konvalesen ini, tidak tahu caranya, tidak paham apa gunanya, dan tidak paham bahwa plasma nya tidak diambil semuanya. Maka Bang Aca mendorong untuk donor plasma Konvalesen ini harus tersosialisasikan dengan baik. \"Maka kita gunakan berbagai cara medsos, secara langsung, tidak langsung agar donor plasma bisa terkoordinasi dengan baik dan donor plasma bisa tercukupi. Saya berkomitmen ikut serta membantu PMI mensosialisasikan donor ini, tidak hanya Konvalesen tapi juga pendonor biasa,\" tambah Bang Aca. Ketua PMI Provinsi Lampung, Riana Sari Arinal mengatakan selama ini PMI Lampung bahkan Pemprov Lampung terus mensosialisasikan donor plasma konvalesen ini. Karena terapi plasma konvalesen ini masih sangat dibutuhkan untuk penyembuhan pasien Covid-19 yang sedang mendapatkan perawatan. \"Respon masyarakat pada donor konvalesen sangat besar, sampai 9 Agustus 305 kantong plasma konvalesen di beberapa rumah sakit (RS) di Lampung. Jumlah itu baik dari sukarela dan keluarga pasien. Tapi memang karena Covid-19 tinggi, dan permintaan tinggi. Kami belum bisa memenuhi permintaan, tapi mudah-mudahan bisa semangat dan edukasi ke masyarakat,\" ungkap Riana. Untuk itu dirinya mengajak penyintas Covid-19 untuk mendonorkan plasma darahnya. Bisa dilakukan di Kantor PMI Lampung, saat ini alat yang ada di PMI Lampung siap untuk membantu masyarakat yang akan mendonorkan plasma darah. \"Untuk PMI Lampung melalui unit donor darah kami siap menerima sebagai wujud kemanusiaan dalam menyelamatkan nyawa manusia sehingga bisa menekan angka kematian karena Covid-19,\" tambahnya. Sementara dr. Aditya M. Biomed Kepala UDD PMI Lampung mengatakan donor plasma bisa dilakukan dua pekan usai penyintas menjalani isolasi mandiri dengan batasan waktu hingga enam bulan. Untuk itu, dr. Adit mengajak masyarakat untuk tidak takut donor plasma konvalesen. \"Jadi dalam donor plasma konvalesen harus yang mengalami Covid-19 dan sudah sembuh, logikanya ada imun yang akan kita ambil, maka itu ada yang menyebut imunisasi pasif untuk pasien yang berjuang untuk sembuh. Namun penggunaan terapi itu, maka yang menentukan kapan akan diperlukan. Kapan timing, waktunya antara yang sedang dan menuju berat dalam pemberiannya itu tergantung teman-teman dalam melakukan perawatan,\" ungkapnya. (rma/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: