Pilwakot Bandarlampung Diprediksi Diramaikan Tiga Pasang

Pilwakot Bandarlampung Diprediksi Diramaikan Tiga Pasang

RADARLAMPUNG.CO.ID - Proses menuju Pilwakot Bandarlampung terus berjalan. Saat ini, beberapa nama muncul memastikan diri sebagai bakal calon (balon) Wali Kota maupun Wakil Wali Kota. Untuk balon Wali Kota, ada putera dari mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, Rycko Menoza. Kemudian, Istri dari petahana, Eva Dwiana Herman HN. Lalu, Anggota DPRD Lampung Tulus Purnomo, Rektor IIB Darmajaya Firmansyah Y Alfian, Anggota DPRD Lampung Riza Mirhadi, Ketua DPRD Bandarlampung Wiyadi, dan mantan Ketua Karang Taruna provinsi Lampung Amin Fauzi AT. Sementara untuk Wakil Wali Kota, ada nama Ahmad Jares Mogni, Yonasyah dari kalangan pengusaha. Kemudian, ada Wahyu Lesmono dan Hanafia Hamidi dari DPD PAN Bandarlampung. Akademisi Universitas Lampung Budi Kurniawan mengatakan, dengan kondisi yang ada saat ini, ada satu balon yang terkuat yakni Eva Dwiana. Tentunya, jika memang PDI Perjuangan berkomitmen mendukung kader internalnya maju dalam pilwakot. Jika kondisinya seperti ini, dia meprediksikan tidak akan banyak calon yang keluar di akhir nanti. Dia menilai, maksimal hanya tiga pasangan calon saja yang mendapatkan rekomendasi dan keluar sebagai kontestan pilwakot. “Karena melihat kondisi saat ini, memang saya menilai Eva Dwiana yang punya kans paling kuat. Terlebih jika memang PDI Perjuangan melabuhkan rekomendasi ke dia,” ucapnya, Selasa (29/10). Landscapenya, sambung Budi, beberapa nama dan parpol tentunya ada yang berlomba-lomba menjadi nomor dua, atau wakil dari wanita yang akrab disapa Bunda Eva itu. “Tentunya orang akan berfikir jika memang ada calon kuat. Trennya adalah, jika memang tidak kuat melawan, artinya ya harus berdampingan. Jadi, beberapa nama pasti ingin menjadi wakilnya bunda eva,” kata dia. Kendati demikian, situasi menjadi berbeda tentunya jika Bunda Eva tidak mendapatan rekomendasi dari PDI Perjuangan. Dia menilai, Eva Dwiana merupakan sosok yang potensial yang akan ditampung oleh parpol lain. “Tapi hal itu idak berpengaruh pada prediksi jumlah paslon di akhir nanti. Saya kira dua atau maksimal tiga pasangan saja,” ujarnya. Kendati memiliki kans yang kuat, dia menilai belum tentu bunda Eva yang menjadi pemenang. Dia menjelaskan seperti pada pilwakot 2010. Di mana, banyak pihak menilai yang paling kuat adalah Edi Sutrisno dan Kherlani. Namun, yang menjadi kuda hitam dan pemenang adalah Herman HN. “Sebab, politik tidak bisa diprediksi. Bagaimana pergerakan masing-masing juga masih belum terlihat dan mencuat,” kata dia Untuk lawan sendiri, dia menilai tentu saja Rycko Menoza menjadi lawan yang paling kuat untuk bunda Eva. Pengalaman sebaga Bupati Lampung Selatan merupakan modal yang cukup besar. Hanya saja, Budi bilang, kondisi di Bandarlampung dan Lampung Selatan berbeda dari segi berbagai hal. “Dia mantan bupati tentunya dia memiliki strategi-strategi pemenangan yang bagus,” kata dia. Lawan selanjutnya adalah Wakil Wali Kota Bandarlampung M. Yusuf Kohar. Memiliki modal sebagai pengusaha, dan birokrat, juga tidak bisa menjadi sosok yang tidak diperhitungkan. Namun, butuh cost yang besar jika ingin mendulang suara di kota tapis berseri ini. “Jika memang perhitungan dia bisa dan memiliki modal (tidak hanya materi) yang besar, tentunya sosok Yusuf Kohar juga tidak bisa dianggap remeh. Tapi, jika dia merasa tidak kuat, bisa jadi finalnya dia sama Bunda,” kata dia. Berdasarkan Informasi yang dihimpun Radar Lampung, beberapa nama menguat untuk bersanding dalam pilwakot yakni Eva Dwiana-Yonansyah, Yusuf Kohar-Tulus Purnomo, dan Rycko Menoza-Wiyadi. Budi menilai, hal tersebut bisa saja terjadi lantaran saat ini pemilihan paslon masih berproses di parpol yang membuka penjaringan baik secara tertutup maupun terbuka. (abd/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: